• Beranda
  • Berita
  • Wapres ajak Muhammadiyah dorong kewirausahaan umat

Wapres ajak Muhammadiyah dorong kewirausahaan umat

4 Juli 2018 15:16 WIB
Wapres ajak Muhammadiyah dorong kewirausahaan umat
Wakil Presiden Jusuf Kalla saat menghadiri Halal Bihalal PP Muhammadiyah di Jakarta, Rabu (4/7/2018). (ANTARA/Fransiska Ninditya)

Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajak organisasi Islam, Muhammadiyah, untuk mendorong program kewirausahaan umat, pasalnya hal itu masih perlu digalakkan guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

"Sekarang banyak hal sebetulnya sudah terjadi di negeri ini, yang tidak kita rasakan karena berkembangnya secara evolusi, bukan revolusi. Salah satu yang belum berkembang betul ke depannya adalah enterpreneurship di kalangan umat," kata Wapres saat menghadiri Halal Bihalal Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Rabu.

Wapres mengatakan kondisi politik, sosial dan budaya di Indonesia sudah mengalami perubahan yang cukup signifikan. Kesadaran masyarakat untuk berdemokrasi juga tercermin dalam pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah serentak sejak 2015 lalu.

Oleh karena itu, Wapres berharap melalui ormas Islam seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), dapat terwujud perilaku wira usaha di kalangan umat Islam.

"Jadi kita tinggal kewirausahaan itu yang kurang, kalau politik sudah walaupun ada irisan-irisan juga. Oleh karenanya, itu harus kita gerakkan. Ini penting karena dua organisasi ini yang paling besar peranannya untuk menggerakkan kewirausahaan ini," jelasnya.

Baca juga: Wapres minta NU ikut jaga demokrasi Pancasila

Baca juga: Wapres dorong ulama wujudkan perdamaian dunia

Baca juga: JK dan Airlangga lakukan pertemuan tertutup

Baca juga: Jusuf Kalla: Kekerdilan anak harus dicegah sejak dini


Kalla menjelaskan ormas keagamaan seperti NU dan Muhammadiyah memiliki persamaan dalam hal prinsip keislaman, namun juga ada perbedaan dalam hal kultur.

"NU dan Muhammadiyah punya persamaan dan perbedaan juga, kalau NU besar karena kemandirian-kemandirian. Jadi pesantren NU itu banyak, tapi pemiliknya beda-beda, tetap NU. Jadi kalau Muhammadiyah itu holding company, kalau NU sama dengan franchise," ujarnya.

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018