Kenali serangan dan penyebab migrain

16 Juli 2018 09:09 WIB
Kenali serangan dan penyebab migrain
- (Flickr/R. Nial Bradshaw)
Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah faktor seperti gaya hidup, diet dan ketidakseimbangan hormon memainkan peran besar dalam seberapa sering Anda terserang migrain. 

Individu yang menderita migrain bisa merasa benar-benar kelelahan akibat sering sakit berdenyut di satu atau kedua sisi kepalanya. 

Dalam kasus ekstrim, pasien juga mengalami mual, muntah, kepekaan terhadap suara dan cahaya hingga bahkan tekanan pada mata mereka.

Baca juga: Kenali tujuh tanda Anda derita migrain

Menurut sebuah studi dari Pusat Kesehatan Akademis Universitas Cincinnati pada tahun 2016, mengkonsumsi makanan olahan tinggi nitrit atau monosodium glutamat (MSG) dan alkohol berlebihan dapat memicu migrain.

Dr Shruti Sharma, konselor bariatrik dan ahli gizi dari rumah sakit Jaypee di India mengatakan migrain adalah gangguan umum pada orang dewasa serta anak-anak dan kebanyakan dialami wanita. 

"Denyut di kepala, yang berkisar dari intensitas sedang hingga berat adalah manifestasi umum dari migrain. Ini adalah gangguan sakit kepala kronis yang ditandai dengan serangan berulang yang berlangsung selama empat hingga 72 jam dengan kualitas denyut, intensitas sedang atau berat, diperparah oleh aktivitas fisik rutin dan terkait dengan mual, muntah, fotofobia, atau fonofobia," papar dia. 

“Stres, tidur dan faktor lingkungan adalah faktor pemicu yang penting pada wanita dan berbeda secara signifikan dari faktor pria," sambung Sharma. 

Banyak wanita mengalami migrain tepat sebelum atau bahkan selama menstruasi. Beberapa juga melaporkan migrain yang diinduksi oleh hormon selama kehamilan atau menopause.

"Ini disebabkan karena perubahan kadar estrogen pada wanita," tutur Sharma. 

Baca juga: Perempuan lebih besar berpotensi terkena migrain

Sementara itu, konsultan pengobatan internal dari rumah sakit Fortis di India, Dr Joydeep Ghosh menuturkan, kadar stres yang berlebihan, tekanan kerja, kehidupan malam, kurang tidur jauh lebih dominan di perkotaan dan ini menghasilkan peningkatan insiden migrain pada populasi di kota. Demikian seperti dilansir Indian Express. 

Baca juga: Bersepeda mampu menghilangkan migrain

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018