Jakarta (ANTARA News) - Kendaraan pedesaan atau Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) siap diproduksi pada Januari 2019 dengan kapasitas mencapai 15.000 unit per tahun, demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.“Sekarang masih diurus izinnya, rencana bulan November dikeluarkan”
Pada pembukaan ini Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Kamis, ia mengatakan Ammdes siap diproduksi sebanyak 3.000 unit dan akan ditingkatkan menjadi 9.000-15.000 unit per tahun.
"Produksi secara massal akan dimulai pada Januari 2019,” ujarnya.
Menurut Menperin, serangkaian uji coba telah dilakukan dalam pengembangan AMMDes, termasuk mengenai perizinan dengan Kementerian Perhubungan.
“Sekarang masih diurus izinnya, rencana bulan November dikeluarkan,” ungkapnya.
Terkait suku cadangnya, Airlangga memastikan, ketersediaannya cukup banyak di pasaran. Di samping itu, distributornya juga telah tersedia. Sementara untuk harganya, ia memperkirakan Ammdes akan dibanderol sekitar Rp65-70 juta di luar aksesoris.
“Jadi, aksesorisnya tergantung kebutuhan mereka. Misalnya, mau pakai pompa, berarti tambah Rp3 juta atau menggunakan rice milling tambah Rp7 juta,” tuturnya. Mobil pedesaan multiguna ini akan didorong menggunakan bahan bakar jenis Euro2 atau Biodiesel 20.
Menperin menambahkan, PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (PT KMWI) selaku produsen AMMDes, telah membangun komitmen kerja sama dengan lebih dari 70 industri komponen dalam negeri untuk menjadi pemasok komponen mobil “Pak Tani” tersebut.
“Para pemasok komponen itu sebagian besar adalah industri kecil dan menengah (IKM),” terangnya.
Saat ini, IKM yang terlibat telah mampu memproduksi 184 jenis komponen atau setara 70 persen dari nilai harga AMMDes.
“Ke depan, kemampuan pasok tersebut akan terus didorong untuk ditingkatkan. Untuk itu, kami merasa bangga bahwa AMMDes sebagai karya anak bangsa telah diluncurkan pada acara pembukaan GIIAS 2018 yang diresmikan langsung oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” paparnya.
Baca juga: Kemenperin: IKM komponen pendukung AMMDes terus ditingkatkan
Pada gelaran GIIAS 2018, Kementerian Perindustrian memfasilitasi produsen AMMDes untuk ikut serta, dengan mengusung tema “AMMDes Karya Anak Bangsa - Satu Alat Banyak Manfaat”.
Di anjungan tersebut, AMMDes menampilkan tujuh unit kendaraan dengan variasi aksesoris beragam, seperti pemutih beras, pemecah gabah, pompa dan genset. Aplikasi itu untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan perkebunan di pedesaan.
Sementara itu, Presiden Komisaris PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (KMWI) Sukiyat mengatakan, peluncuran AMMDes KMWI akan menjadi hari bersejarah dunia otomotif di Indonesia.
“Oleh karena itu, pada momen peluncuran pertama dimulainya untuk diproduksi secara massal adalah momen penting dan bersejarah bagi dunia per-otomotifan di Indonesia,” tuturnya.
Produk AMMDes dengan merek KMW ini menggunakan bahan bakar gasoline dan diesel yang memiliki sistem penggerak tunggal dengan kecepatan maksimal 40 km per jam, kapasitas silinder tidak melebihi dari 700cc atau setara dengan 14-15 PK, dengan daya angkut beban mencapai 700 kg.
AMMDes KMW disiapkan dengan tiga tipe, model fix bin dengan PTO Power Take Off (PTO – mengambil tenaga dari power source dan mentransmisikannya untuk aplikasi yang lain), model fixed bin dengan didukung alat mesin pertanian, dan model flat deck atau passanger dengan PTO. Untuk unit AMMDes KMW yang memiliki fasilitas integrated PTO, dapat diaplikasikan dengan aplikasi pemecah gabah, pemutih padi, pompa irigasi, generator, dan berbagai peralatan lainnya.
AMMDes KMW juga dilengkapi dengan sistem suspensi, sabuk pengaman, sistem differential lock pada roda penggerak, sistem pengereman hidrolik, rem tangan, lampu sorot depan, lampu belok, lampu rem, lampu mundur, klakson, windshield glass dan wiper, system electric starter, dan mempunyai berat kosong tidak melebihi dari 900 kg.
Baca juga: Presiden dan Menperin naik AMMDES di GIIAS
Baca juga: Mobil pedesaan resmi meluncur di GIIAS 2018
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018