"Media sekarang kan sangat luas, ada media sosial, orang bisa bercerita dengan banyak tema," kata Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng Urip Sihabudin di Semarang, Minggu malam.
Hal tersebut diungkapkan mewakili Gubernur Jateng saat menghadiri "Penerimaan SMN Provinsi Kalbar dan Pelepasan SMN Provinsi Jateng" di Hotel Allstay Semarang.
Sebanyak 38 peserta SMN dari Jateng akan diberangkatkan ke Kalbar, sedangkan 23 peserta SMN dari Kalbar akan melaksanakan serangkaian kegiatan di Jateng hingga Selasa (21/8).
Program SMN merupakan kegiatan pertukaran pelajar di Indonesia yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan difasilitasi seluruh BUMN yang memiliki wilayah kerja di 34 provinsi.
Pada tahun ini, PT KAI ditunjuk sebagai koordinator kegiatan SMN di Jateng bersama PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, dan Perum Perhutani.
Urip menjelaskan Jateng memiliki banyak potensi yang bisa dipromosikan, mulai budaya hingga pariwisata, sehingga kesempatan tersebut harus dimanfaatkan oleh para peserta SMN.
"Tidak hanya sekadar bersifat lokal, misalnya, kabupatennya sendiri, tetapi Jateng. Kenali dulu diri sendiri, kenali Jateng, tidak hanya wisata, tetapi banyak potensi yang lain," katanya.
Di sisi lain, kata dia, para siswa dari Jateng juga perlu untuk mengenali budaya lain, termasuk Kalbar yang akan mereka kunjungi karena Indonesia merupakan negara kepulauan yang besar.
"Masing-masing daerah kan punya budaya sendiri. Pesan saya, tata krama tetap dijaga ketika di sana. Tunjukkan bahwa Jateng selain wilayah yang kaya raya juga memiliki budaya adiluhung," katanya.
Frengki (18), siswa dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Panca Bhakti, Mempawah, Kalbar, mengaku terkesan dengan budaya Jawa, khususnya Jateng yang baru pertama kali dikunjunginya.
"Saya tahu Jateng adalah daerah yang kaya budaya dan makanan khasnya, namun baru sekali ini ke Jawa. Terkesan pasti, saya senang berkesempatan berkunjung ke Jateng melalui program SMN," katanya.
Bungsu dari tujuh bersaudara kelahiran Nangka, Mempawah, Kalbar, 1 Januari 2000 itu, merasakan manfaat program SMN karena sebagai pelajar harus mengenal berbagai budaya di nusantara.
"Kebetulan, saya berkesempatan berkunjung di Jateng. Saya berharap bisa lebih mengenal potensi yang ada di Jateng, baik seni budayanya, maupun makanan khasnya," kata siswa kelas II B Akuntansi itu.
Vice President CSR PT KAI Agus Supriyono mengatakan para peserta SMN itu sudah dibekali penguasaan budaya, minimal mewakili kabupaten/kotanya masing-masing karena mereka merupakan duta Jateng.
“Misalnya, yang dari Salatiga nanti bisa menceritakan daerahnya seperti apa, kemudian Jateng bagaimana, budayanya, keseniannya, dari ketokohan juga bisa, demikian juga yang dari Kalbar," katanya.
Baca juga: Rini: Program siswa mengenal nusantara cetak sdm berkualitas
Baca juga: Rini: program SMN perkuat wawasan kebangsaan siswa
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018