Perkiraan garis waktu ini datang dari kepala juru runding Uni Eropa Michel Barnier pada sebuah konferensi di Slovenia, yang membantu menenangkan ketakutan investor bahwa Inggris dapat berpisah dari benua itu pada Maret 2019 tanpa ada kesepakatan, menurut laporan-laporan media.
Namun, Barnier juga menunjukkan bahwa sejumlah masalah masih membutuhkan penyelesaian.
Menyusul berita tersebut, pound Inggris dan euro naik tajam terhadap dolar AS, menempatkan greenback berada di bawah tekanan.
Tidak ada data ekonomi utama akan keluar pada Senin (10/9). Demikian laporan yang dilansir Xinhua.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,22 persen menjadi 95,1475 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1596 dolar AS dari 1,1566 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,3028 dolar AS dari 1,2924 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7110 dolar AS dari 0,7109 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,21 yen Jepang, lebih tinggi dari 111,05 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik ke 0,9748 franc Swiss dari 0,9687 franc Swiss, dan jatuh ke 1,3157 dolar Kanada dari 1,3172 dolar Kanada.
Baca juga: Kurs dolar stabil di tengah kemungkinan eskalasi perang dagang AS-Cina
Baca juga: OJK yakini industri keuangan mampu tangkal pelemahan rupiah
Baca juga: Senin pagi, kurs rupiah melemah tipis jadi Rp14.828
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018