Pekanbaru, (ANTARA News) - Seekor anak gajah sumatera liar kini menjalani perawatan di Pusat Latihan Gajah (PLG) Minas di Kabupaten Siak, Riau, setelah sebelumnya dievakuasi karena kakinya terluka akibar jerat.Selanjutnya akan dilakukan pengobatan lanjutan dan perawatan intensif terhadap anak gajah yang diberi nama Intan.
Berdasarkan pantuan Antara di PLG Minas, Jumat, gajah betina tersebut masih cukup sulit untuk didekati oleh dokter hewan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau. Kaki kanan bagian depannya terlihat terluka dan masih mengeluarkan darah.
Pawang gajah terpaksa menggunakan gajah jinak untuk menenangkan anak gajah yang diperkirakan berusia empat tahun itu. Tim medis memberikan obat antibiotik dan anti-lalat.
"Selanjutnya akan dilakukan pengobatan lanjutan dan perawatan intensif terhadap anak gajah yang diberi nama Intan di PLG Riau di Minas untuk memulihkan kesehatannya," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono.
BBKSDA Provinsi Riau terpaksa mengevakuasi seekor anak gajah sumatera liar karena kondisinya terus memburuk akibat terluka kena jerat di dalam area konsesi hutan tanaman industri PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) wilayah mandau Kabupaten Siak.
Suharyono mengatakan proses evakuasi gajah yang dilakukan tim rescue BBKSDA yang dibantu oleh PT RAPP berjalan lancar pada Kamis kemarin (13/9).
"Saya menyampaikan apresiasi terhadap tim yang telah bekerja keras dengan hasil maksimal, serta mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran evakuasi anak gajah ini," kata Suharyono.
Kasus anak gajah terjerat itu bermula dari laporan masyarakat pada tanggal 23 Agustus 2018, melalui call center Balai Besar KSDA Riau bahwa seekor anak gajah liar yang terperangkap dalam jeratan babi hutan dalam areal konsesi HTI PT. RAPP wilayah Mandau, Kabupaten Siak.
Pada hari itu juga, Kepala Balai Besar KSDA Riau memerintahkan Tim Rescue untuk turun menangani dan berhasil melepaskan jeratan serta melakukan pengobatan pada kaki kanan anak gajah yang terluka tersebut. Gajah tersebut berkelamin betina dan diperkirakan berusia empat tahun.
Setelah pengobatan, anak gajah dilepaskan kembali di lokasi semula dengan harapan dapat bergabung dengan kelompoknya. Namun, selama dua minggu pengamatan, anak gajah tersebut hanya berputar putar di lokasi semula, sedangkan kelompoknya telah berada di lokasi lain yang berjarak sekitar 57 kilometer.
"Berdasarkan laporan petugas yang mengamati keberadaan anak gajah, terdapat kecenderungan berat badan satwa makin menurun serta diare yang terlihat dari kotorannya, sehingga dikhawatirkan anak gajah akan semakin memburuk kondisinya," katanya.
Tim evakuasi dan pengobatan yg dikoordinir Kepala Bidang Wil. II, Heru Sutmantoro dengan didampingi drh. Rini Deswita, drh. Danang dan dibantu seorang dokter hewan dari Yayasan Asyari, drh. Dita serta beberapa perawat satwa, mahout, PEH, Polhut dan personil RAPP, dengan menggunakan satu gajah binaan bernama Indah segera melakukan penggiringan.
Tepat pukul 17.00 WIB pada Kamis (13/9), anak gajah telah naik di atas truk. Evakuasi berjalan lancar dan tiba di Pusat Latihan Gajah Riau di Minas pada pukul 21.00 WIB.*
Baca juga: Intan diselamatkan dari jerat babi
Baca juga: Bayi gajah sumatera lahir di Barumun
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018