• Beranda
  • Berita
  • Yakinkan investor Inggris, jangan ragu berbisnis di Indonesia

Yakinkan investor Inggris, jangan ragu berbisnis di Indonesia

25 September 2018 06:44 WIB
Yakinkan investor Inggris, jangan ragu berbisnis di Indonesia
Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Inggris dan Republik Irlandia, Rizal Sukma. (KBRI London/P003)

"Pintu telah dibuka..."

London (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Kerajaan Inggris dan Irlandia, Dr Rizal Sukma, mengatakan kepada kalangan pengusaha Inggris untuk tidak ragu berbisnis dan berinvestasi di Indonesia. 

Ia juga berharap kerja sama yang telah terjalin antara Kota Surabaya dan Liverpool dapat diperluas dengan kota atau provinsi lain di Indonesia.

Hal itu diungkapkan Rizal Sukma pada acara "Update on Business Opportunity in Indonesia," yang diadakan KBRI London di Liverpool Town Hall, Inggris, pada akhir pekan, demikian Pensosbud KBRI London, Okky Diane Palma kepada Antaranews London, Selasa.

Forum bisnis dikemas dalam bentuk talk show menghadirkan Kepala Perwakilan Bank Indonesia di London Donny Hutabarat, Deputi Kepala Indonesia Investment Promotion Centre Theopita Tampubolon dan Atase Perdagangan KBRI London Nur Setyoko.

Dubes Rizal Sukma mengakui keunggulan Liverpool pada industri kreatif, manajemen pelabuhan, pengembangan kota pintar, pengembangan kapasitas SDM, dan energi baru terbarukan dapat menjadi area potensial yang dapat dikerjasamakan lebih lanjut.

Hal senada disampaikan Wakil Walikota Liverpool Gary Miller yang sangat mengagumi fesyen Indonesia dan sempat melakukan kunjungan ke Surabaya beberapa waktu yang lalu.

Gary sangat aktif mendorong kalangan usaha Liverpool untuk mengembangkan jaringan usahanya di Indonesia.

"Pintu telah dibuka oleh pemerintah Liverpool melalui kerjasama dengan salah satu kota di Indonesia tidak akan bermanfaat jika tidak dimanfaatkan secara optima oleh kalangan usaha baik di Liverpool dan Surabaya, serta Inggris dan Indonesia," ujarnya. .

Sementara itu Donny Hutabarat menyampaikan perekonomian Indonesia masih stabil, meskipun adanya tantangan ketidakpastian global sebagai akibat trade wars, naiknya Federal Rate dan potensi spillover akibat guncangan ekonomi di Turki dan Argentina.

"Bank Indonesia tidak hanya melakukan kebijakan fiskal dan moneter yang pruden, tetapi juga menerapkan kebijakan bauran untuk mengendalikan laju inflasi dan stabilitas nilai tukar rupiah," ujar Donny.

Lebih lanjut disampaikan Bank Indonesia senantiasa berkoordinasi dengan instansi terkait guna penguatan industri berorientasi ekspor, revitalisasi peran Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dan prioritasasi ulang proyek-proyek infrastruktur yang memiliki kandungan impor tinggi.

"Dengan berbagai langkah strategis, kondisi makro ekonomi Indonesia diprediksi masih stabil di tahun 2019 dibanding emerging market lainnya," ujar Donny  yang menekankan pula  peluang bisnis dengan Indonesia masih sangat terbuka, baik di sektor perdagangan, investasi maupun pariwisata.

Theopita Tampubolon, Deputy Director Indonesia Investment Promotion Centre London turut meyakinkan kalangan usaha Liverpool dengan ketidakpastian global yang berimbas kepada Indonesia, maka saat ini justru adalah waktu terbaik untuk melakukan investasi.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup stabil, proyeksi consuming class yang akan mencapai 135 juta di tahun 2030 dan jumlah angkatan kerja produktif yang sangat besar hingga 180 juta di tahun 2030 menjadikan Indonesia destinasi investasi yang atraktif di tengah-tengah ketidakpastian global ini," ujarnya.

Pemerintah Indonesia secara umum juga terus berupaya meningkatkan kemudahan berusaha untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi para investor.

Sebagi contoh, Indonesia saat ini tengah berupaya menggairahkan sektor pariwisata sebagai salah satu pilar penguatan devisa, serta mendorong pertumbuhan e-commerce di Indonesia. "Sektor pariwisata dan e-commerce merupakan the new big deal bagi investor Inggris", ujar Theo di hadapan kalangan usaha .

Daya tarik bisnis di Indonesia juga diperkuat dari sisi perdagangan. Atase Perdagangan Indonesia Nur Rahman Setyoko menyoroti masih banyaknya potensi yang bisa digarap untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara kedua negara.

"Ekspor Indonesia ke Inggris didominasi komoditas seperti produk alas kaki, apparel, dan komponen serta peralatan mesin elektrik," jelasnya.

Sedangkan di sisi lain, ekspor Inggris ke Indonesia didominasi antara lainmesin dan peralatan mesin, pesawat terbang, resin, dan minyak esensial. "Rata-rata nilai total perdagangan Indonesia dan Inggris sebesar US$ 2,4 milyar setiap tahunnya sehingga masih terbuka peluang untuk meningkatkan perdagangan bilateral antara kedua negara," ujar Nur.

Beberapa produk komoditi yang saat ini cukup diminati di Inggris adalah produk makanan. Liverpool sendiri akan memiliki peran sebagai significant hub dalam perdagangan Inggris dan Indonesia, dimana dengan keberadaan pelabuhan Liverpool yang merupakan ketiga terbesar di Inggris, 4.23 persen  produk ekspor impor Indonesia dan Inggris di upload di pelabuhan Liverpool.

Kalangan usaha Inggris yang hadir pada acara nampak antusias dan mengapresiasi inisiasi forum bisnis di Liverpool ini. "Sekarang kami tahu pintu mana yang harus kami ketuk ketika kami menemui permasalahan dalam berbisnis di Indonesia", demikian salah satu pengusaha yang hadir.

Walikota Liverpool, Joe Anderson bersama Dubes Rizal Sukma membuka forum bisnis ini menyampaikan apresiasi atas pemilihan kota Liverpool sebagai tempat pelaksanaan forum bisnis. Joe Anderson berharap agar hubungan baik antara Indonesia dan Inggris, yang dimulai melalui kerjasama antara pemerintah kota Surabaya dan Liverpool, dapat dilanjutkan meskipun Pemerintah Inggris saat ini sedang menghadapi Brexit.

Baca juga: Menaker minta investor Inggris investasi SDM

Baca juga: BKPM undang Inggris masuk sektor infrastruktur

 

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018