New York (ANTARA News) - Kurs dolar AS menguat lagi terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena para investor merespons sejumlah data ekonomi positif terbaru."Inflasi PCE inti bertahan pada 2,0 persen, tetapi itu siap untuk bergerak lebih rendah dalam waktu singkat"
Sentimen konsumen AS melampaui angka tiga digit untuk ketiga kalinya sejak Januari 2004, menurut survei bulanan University of Michigan terhadap para konsumen yang dirilis Jumat (28/9).
Indeks mencapai 100,1 dalam pembacaan akhir September. Namun, angka tersebut di bawah 100,8 yang diperkirakan para ekonom yang disurvei oleh Reuters.
Pendapatan pribadi AS meningkat 60,3 miliar dolar AS atau 0,3 persen pada Agustus, sementara belanja konsumsi pribadi (PCE) meningkat 46,4 miliar dolar AS atau 0,3 persen, Departemen Perdagangan mengatakan Jumat (28/9).
"Inflasi PCE inti bertahan pada 2,0 persen, tetapi itu siap untuk bergerak lebih rendah dalam waktu singkat. Jika ya, FOMC (Komite Pasar Terbuka Federal) akan merasa lebih sulit untuk membenarkan kenaikan suku bunga, terutama jika kurva sepenuhnya datar atau bahkan terbalik," kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial, dalam sebuah catatan.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,26 persen menjadi 95,1339 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh ke 1,1610 dolar AS dari 1,1658 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3039 dolar AS dari 1,3087 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7223 dolar AS dari 0,7210 dolar AS.
Dolar AS dibeli 113,57 yen Jepang, lebih tinggi dari 113,42 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 0,9792 franc Swiss dari 0,9775 franc Swiss, dan merosot menjadi 1,2921 dolar Kanada dari 1,3039 dolar Kanada.
Baca juga: Kurs dolar AS makin menguat, dekati angka tertinggi
Baca juga: Rupiah berpeluang lanjutkan pelemahan di tengah penguatan dolar
Baca juga: Kurs dolar makin kokoh, diperdagangkan 113 yen di TokyoBaca juga: Rupiah berpeluang lanjutkan pelemahan di tengah penguatan dolar
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018