Palu (ANTARA News) - Tim penyelamatan (rescue) Dompet Dhuafa membantu evakuasi 30 jenazah korban gempa bumi dan gelombang Tsunami di Kota Palu per harinya.Tim rescue kami bisa mengangkut 10-13 kantong jenazah per shift. Satu hari ada tiga shift, jadi minimal regu kami mampu membantu (Basarnas) mengangkut minimal 30 kantong jenazah per harinya."
"Tim rescue kami bisa mengangkut 10-13 kantong jenazah per shift. Satu hari ada tiga shift, jadi minimal regu kami mampu membantu (Basarnas) mengangkut minimal 30 kantong jenazah per harinya," kata Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi Imam Rulyawan saat ditemui di Posko Induk, Palu, Sabtu.
Ia menjelaskan, tim penyelamat Dompet Dhuafa, beranggotakan 10 orang dianggap sebagai mitra yang mumpuni dalam melakukan evakuasi korban gempa dan Tsunami.
"Tim kami sudah terlatih dan dilengkapi dengan perlengkapan khusus alat pelindung diri (APD). Di samping itu, komandan tim rescue kami juga memiliki HT (handy talky) yang dimiliki danrem (komandan resort militer) setempat di Palu," terangnya.
Dalam satu kali operasi evakuasi korban gempa, kerja evakuasi turut dibantu oleh satu mobil ambulans khusus yang selalu disterilisasi tiap harinya.
"Mobil didatangkan langsung dari Kalimantan Timur," terang Imam seraya menambahkan, sejauh ini tim Dompet Dhuafa diminta oleh Danrem setempat untuk mengevakuasi jenazah di Palu.
Pasca delapan hari gempa bumi dan Tsunami menghantam Kota Palu, tim rescue Dompet Dhuafa telah melakukan evakuasi jenazah di Petobolo, Pantai Talise, Perumahan Balaroa, Rumah Sakit Undata Palu, dan tempat yang diinstruksikan oleh Korem setempat.
"Tim Dompet Dhuafa rencananya masih terus melakukan evakuasi karena masih banyak titik yang belum terjangkau oleh relawan, khususnya di RS Anutapura Kota Palu," tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Imam menegaskan pentingnya bagi tim relawan untuk tidak lupa memuliakan jenazah korban gempa bumi.
"Terkadang kita lupa untuk melakukan penghormatan kepada jenazah yang dapat menjadi nilai dan motivasi tersediri bagi para relawan. Alhasil, sejak Kamis, kita melakukan shalat jenazah dan doa bersama di lokasi mayat ditemukan, sebelum mereka diangkut untuk dikubur di pemakaman massal," tambannya.
Imam menegaskan kegiatan itu merupakan upaya Dompet Dhuaga untuk memperlakukan korban secara layak.
Di samping mengevakuasi korban, Imam menjelaskan, relawan Dompet Dhuafa juga mengadakan kegiatan aksi layanan sehat (ALS), mendistribusikan sembako, dan rencananya juga akan mendirikan dapur umum di tiga lokasi bencana.
"Rencananya kami akan mendirikan dapur umum di tiga wilayah, diantaranya di Desa Lolu, Kabupaten Sigi, dan ada satu titik lagi di Sigi yang belum tersentuh, juga satu di Kantor RRI Kota Palu," jelas Imam.
Gempa bumi dan gelombang Tsunami menghantam Kota Palu, Kabupaten Sigi, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Parigi Moutong pada Jumat (28/9). Hingga saat ini, korban tewas mencapai 1.648 jiwa, dan jumlah pengungsi sebanyak 70.821 orang.
Baca juga: Menkopolhukam: Penghentian evakuasi di daerah likuifaksi dirundingkan
Baca juga: Korban meninggal dunia gempa Palu 1.648 orang
Baca juga: Tim gabungan evakuasi 26 jenazah di Petobo
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018