Jakarta (ANTARA News) - Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto enggan menanggapi hasil survei yang dipublikasikan oleh Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA yang menyebutkan kasus dugaan hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet memiliki efek elektoral.....Di bidang pooling, santai-santai saja, saya juga bisa bikin survei."
"Survei itu bagaimana bagaimana siapa yang bayar," kata dia usai acara Gerakan Emak-emak dan Anak-anak Minum Susu (Gerakan Emas) di Stadion Klender, Jakarta, Rabu.
Efek elektoral kasus dugaan hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet menurut survei tersebut adalah kenaikan sentimen positif bagi Jokowi dan kenaikan sentimen negatif bagi Prabowo-Sandiaga.
Sebanyak 25 persen responden menyatakan bahwa kasus dugaan hoaks itu membuat mereka lebih mendukung Jokowi. Sedangkan 17,9 persen responden menyatakan bahwa kasus itu membuat mereka lebih tidak mendukung Prabowo.
"Denny JA itu apa Tuhan, bukan kan? Di bidang pooling, santai-santai saja, saya juga bisa bikin survei," kata Prabowo.
Sebelumnya, calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan bahwa saat ini hasil survei internal menyatakan elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga terus mengejar pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf.
Ia enggan membanding-bandingkan hasil survei dan lebih percaya kepada survei internal.
"Survei kami baru saja dirilis kepada tim karena survei kami internal dan tak pernah kami publikasikan, karena ini bagian dari strategi, menunjukan kami mengejar," kata Sandiaga, Selasa (23/10).
Namun, dia sepakat bahwa hoaks harus diperangi. Sementara, saat kasus Ratna Sarumpaet, tim Prabowo-Sandiaga yang terkecoh.
Baca juga: Prabowo menyesal dulu tidak suka minum susu
Baca juga: Sandiaga mengklaim elektabilitasnya mengejar Jokowi-Ma'ruf
Baca juga: LSI sebut kasus Ratna berefek elektoral Pilpres
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018