• Beranda
  • Berita
  • Anak-anak lima distrik di Sorong minim pendidikan

Anak-anak lima distrik di Sorong minim pendidikan

2 November 2018 00:03 WIB
Anak-anak lima distrik di Sorong minim pendidikan
Kampung Sawinggrai Papua Sejumlah anak bermain di Kampung Sawinggrai, Pulau Gam, Raja Ampat, Papua Barat, Kamis (4/6). Anak-anak kampung tersebut mengalami kendala akses pendidikan karena hanya terdapat satu Sekolah Dasar swasta di Pulau Gam, sementara untuk SMP atau SMA hanya berada di ibukota distrik atau ibukota kabupaten. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay)

Untuk distrik terjauh, biaya transportasinya mahal.

Sorong (ANTARA News) - Sedikitnya ada lima distrik di Kabupaten Sorong, Papua Barat yang penduduk usia anaknya memiliki tingkat pendidikan yang rendah.

Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga TP-PKK Kabupaten Sorong, Junita Linda Kamuru, saat ditemui di
sela-sela acara Sosialisasi Pembangunan Keluarga Bersama Mitra Kerja di Kabupaten Sorong, Kamis, mengemukakan lima distrik tersebut adalah Sengkeduk, Botain, Klabot, Klaso dan Salawati Selatan.

"Daerah terpencil dalam hal ini distrik terjauh memang agak miris soal pendidikan," kata Junita.

Pemerataan pendidikan masih menjadi masalah di Sorong. Pasalnya meski pendidikan sudah gratis, namun siswa dari sejumlah distrik yang berada jauh dari kota, harus mengeluarkan biaya transportasi yang mahal untuk menuju sekolah mereka.

"Untuk distrik terjauh, biaya transportasinya mahal (untuk menuju sekolah di ibukota distrik)," katanya.

Adanya bus gratis untuk transportasi anak sekolah pun tidak banyak membantu bagi anak-anak yang tinggalnya di distrik terpencil. Pasalnya kendaraan ini hanya beroperasi di ibukota kabupaten saja.

Selain itu di sejumlah distrik di Sorong, kata Junita, permasalahan lainnya adalah jumlah tenaga pendidik masih sangat sedikit.

"Mereka (anak-anak di distrik terjauh) sangat kurang tersentuh pendidikan. Tenaga pendidik tidak ada di tempat karena kurangnya fasilitas seperti tempat tinggal, air bersih. Lalu mungkin masyarakatnya tidak welcome dengan para pendidik sehingga membuat mereka tidak nyaman," katanya.

Pihaknya mengimbau agar pemerintah daerah setempat segera membangun infrastruktur jalan hingga ke distrik terjauh. Karena menurut dia, dengan infrastruktur yang memadai, ia meyakini akan memudahkan anak-anak Papua di Sorong untuk mengenyam pendidikan.

"Agar infrastruktur jalannya bisa diperhatikan oleh pemerintah sehingga akses jalan bisa tembus sampai pada distrik terjauh," katanya.


Baca juga: 1500 pelajar di Sorong pecahkan rekor transaksi uang elektronik terbanyak

Baca juga: Hampir seluruh guru perempuan, SD Inpres Sorong dikunjungi 22 dubes


 

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018