Gelorakan cinta puspa dan satwa

15 November 2018 14:17 WIB
Gelorakan cinta puspa dan satwa
PERINGATAN HARI CINTA PUSPA DAN SATWA Siswa kelas 7 dan 8 SMP Negeri 19 Surabaya melukis caping dengan motif bunga dan alam saat memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional di Surabaya, Jawa Timur, Senin (5/11/2018). Kegiatan tersebut bertujuan menanamkan kecintaan pelajar terhadap puspa atau tanaman dan satwa sekaligus mengajak masyarakat untuk turut serta melestarikan lingkungan. ANTARA FOTO/Moch Asim/kye. (ANTARA FOTO/MOCH ASIM)

Namun, luar biasa perburuan terhadap burung pleci yang hanya sebesar jempol itu mengkhawatirkan kita semua. Untuk itu kita berharap pada momentum hari cinta puspa dan satwa ini jangan sampai punah satwa tersebut.

Magelang (ANTARA News) - Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi Tawa Tengah, Sugeng Riyanto mengatakan gerakan cinta puspa dan satwa harus terus digelorakan untuk mengantisipasi sumber daya genetik dalam mata rantai kehidupan terputus.

"Setahun yang lalu kita juga menggelorakan untuk anggrek kantong semar di Banyumas dan sekitarnya karena terjadi eksploatasi yang luar biasa," katanya pada peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional tingkat Jawa Tengah di Grabag, Kabupaten Magelang, Kamis.

Ia menuturkan anggrek kantong semar banyak diburu para ilmuwan internasional terutama ke Swedia dan ternyata baru diketahui bahwa isi kantong semar itu untuk pelunak daging.

Dia mengatakan Jateng satu-satunya provinsi yang sudah mempunyai perda untuk perlindungan sumber daya genetis dan ini bagian kepedulian Pemprov Jateng.

Pada festival flora dan fauna tahun 2018 ternyata pisang raja bulu yang dihasilkan Kabupaten Kendal menduduki juara 3 nasional sebagai sumber daya genetis.

"Hal ini bagian prestasi kita dalam rangka menyelamatkan keragaman hayati kita." katanya.

Ia mengatakan generasi yang akan datang harus diberikan pemahaman apakah besok mereka masih bisa mngetahui burung pleci.

Burung pleci yang besarnya hanya satu jempol tangan setiap kali berada di pasar burung, ribuan ditangkap padahal burung pleci itu satwa yang memakan salah satu bagian dari mata rantai kehidupan yang juga makan nyamuk dan juga buah-buahan kecil.

"Namun, luar biasa perburuan terhadap burung pleci yang hanya sebesar jempol itu mengkhawatirkan kita semua. Untuk itu kita berharap pada momentum hari cinta puspa dan satwa ini jangan sampai punah satwa tersebut," katanya.

Menurut dia, perburuan luar biasa juga terjadi pada king cobra atau ular kobra, karena dipercaya sebagai obat kuat bagi laki-laki.

Pada peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa ini diawali dengan gerakan pungut sampah dengan durasi 37 menit di Pasar Grabag dengan melibatkan 800 orang dan berhasil mengumpulkan sampah plastik 454 kilogram dan sampah organik 474 kilogram.*


Baca juga: Satwa dilindungi pun dijadikan gratifikasi menurut KPK

Baca juga: Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional digelar di Agro Wisata Sleman 


 

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018