• Beranda
  • Berita
  • Ilyas Masudin, dosen pertama UMM tersertifikasi "ASEAN Engineer"

Ilyas Masudin, dosen pertama UMM tersertifikasi "ASEAN Engineer"

16 November 2018 20:14 WIB
Ilyas Masudin, dosen pertama UMM tersertifikasi "ASEAN Engineer"
Tiga robot Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang mewakili Indonesia di ajang kontes robot internasional di AS pada 1-3 April mendatang, dipamerkan di halaman rektorat kampus setempat sebeluim bertolak ke AS, Selasa (28/3). (Endang Sukarelawati/Antarajatim)

Sertifikasi ini dapat menjadi jalan dibukanya jalur kerja sama UMM, khususnya untuk Prodi Pendidikan Profesi Insinyur dengan berbagai pihak di ASEAN. Pengakuan ini sekaligus memperkuat legitimasi UMM untuk menjalankan Program Studi Pendidikan Profesi

Malang, Jatim (ANTARA News) - Ilyas Masudin, dosen Program Studi Teknik Industri (Prodi TI) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjadi dosen pertama yang mendapat status sebagai "ASEAN Engineer", setelah melewati beberapa tahapan seleksi yang dilakukan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).

"Pada ajang ini saya diseleksi beberapa hal dan yang paling utama adalah saya harus memiliki proyek yang sudah dikerjakan," kata Ilyas di Malang, Jawa Timur, Jumat.

Lisensi "ASEAN Engineer" itu diterima Ilyas saat menghadiri "36th Conference of The ASEAN Federation of Engineering Organisations" (CAFEO 36) di Singapura yang berlangsung 12 hingga 14 November 2018.

CAFEO 36 mengukuhkan penghargaan kepada sejumlah insinyur Indonesia yang berasal dari dunia industri maupun institusi pendidikan. Lisensi itu diraih Ilyas setelah melewati beberapa seleksi oleh PII. Salah satu parameter seleksi, yakni keterlibatan calon delegasi pada beberapa proyek dalam kurun waktu dua tahun.

Ilyas yang juga alumnus TI UMM ini telah menjadi bagian dari tiga proyek besar yang berhubungan dengan konsentrasinya di TI, yakni Optimasi Sistem Industri.

Pria yang menyelesaikan pendidikan doktoral pada bidang logistik di Royal Melbourne Institute of Technology University (RMIT University), Australia ini, mengajukan tiga proposal penelitian.

Penelitian itu, yakni proyek manajemen mkrohidro, proyek pengabdian masyarakat, dan proyek halal logistik yang bekerja sama dengan salah satu institusi pendidikan di Australia.

Sertifikasi ini dapat menjadi jalan dibukanya jalur kerja sama UMM, khususnya untuk Prodi Pendidikan Profesi Insinyur dengan berbagai pihak di ASEAN. Pengakuan ini sekaligus memperkuat legitimasi UMM untuk menjalankan Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur (PSPPI).

Baca juga: Dosen UMM kembangkan minuman antioksi berbahan mawar
Baca juga: Air minum antar Rachmad raih gelar doktor


Sebelumnya UMM ditunjuk sebagai salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 200/KPT/I/2017 Tentang Pembukaan Program Studi Pendidikan Profesi Insinyur.
 

Menurut Wakil Rektor I UMM Prof Dr Syamsul Arifin PSPPI bertujuan mendukung program pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan tenaga kerja profesional keinsinyuran sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 11/2014 tentang Keinsinyuran.

UMM menyelenggarakan program studi PSPPI, lanjutnya, dalam rangka menghasilkan SDM yang profesional di bidang keinsinyuran dan berguna untuk mendukung lima pilar ekonomi ASEAN dalam memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN/ASEAN Economi Community (MEA/AEC).

"Mudah-mudahan ke depan akan lebih banyak lagi dosen UMM yang bersertifikat internasional," demikian Syamsul Arifin.

Baca juga: Tim robotika UMM juarai kontes di AS
Baca juga: Mahasiswa Thailand tertarik belajar budaya di UMM

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2018