Carlos Ghosn (64 tahun) merupakan sosok dibalik aliansi otomotif raksana Nissan-Renault, yang juga menggandeng Mitsubishi Motors pada 2016.
Penangkapan Ghosn menghadirkan ketidakpastian pada aliansi, memaksa menteri keuangan Jepang dan Prancis bertemu di Paris pada hari ini demi mencari cara menstabilkan aliansi itu, dilansir Reuters, Kamis.
Renault mempertahankan sosok Ghosn sebagai CEO, namun demi berjalannya perusahaan mereka menunjuk orang kedua perusahaan yakni Thierry Bollore untuk menduduki posisi Ghosn secara sementara.
Baca juga: Ghosn ditangkap, Jepang berupaya jaga stabilitas aliansi Nissan
Jaksa Jepang menangkap Ghosn pada Senin (19/11), mengatakan dia dan Direktur Perwakilan Greg Kelly bersekongkol untuk mengecilkan kompensasi Ghosn di Nissan selama lima tahun yang dimulai pada tahun fiskal 2010, sekitar setengah dari 10 miliar yen dari yang sebenarnya (88,65 juta dolar AS).
"Bagi saya, masa depan aliansi adalah kesepakatan yang lebih besar," kata seorang pejabat senior Nissan kepada wartawan pada Rabu (21/11), ketika ditanya tentang penangkapan Ghosn.
"Sangat jelas bahwa di usia ini, kami perlu melakukan banyak hal bersama. Berpisah tentu tidak mungkin."
Baca juga: Media Jepang: Penahanan Carlos Ghosn diperpanjang 10 hari
Rapat dewan komisaris Nissan akan digelar pukul 16.00 di Yokohama. Perusahaan kemungkinan akan mengumumkan pernyataan setelah itu, kata seorang narasumber anonim.
Para pimpinan Renault pun dijadwalkan akan ikut dalam rapat melalui konferensi video.
Nissan mengatakan pada Senin (19/11), penyelidikan internal yang diawali informasi dari seorang informan telah mengungkapkan bahwa Ghosn terlibat dalam kesalahan, termasuk penggunaan uang perusahaan dan mengecilkan pendapatannya dalam laporan selama bertahun-tahun.
Baca juga: Renault pertahankan Ghosn sebagai CEO
Asahi Shimbun mewartakan pada Kamis dengan mengutip sumber anonim bahwa Ghosn memerintahkan Kelly melalui email untuk membuat pernyataan palsu tentang penghasilannya.
Jaksa di Tokyo kemungkinan telah menyita email itu dan dapat menggunakannya sebagai bukti, kata laporan itu.
Harian Jepang, Yomiuri, mengutip sumber anonim mengatakan investigasi internal Nissan menemukan, Ghosn sejak 2002 memerintahkan sekitar 100.000 dolar AS per tahun dibayarkan kepada kakak perempuannya sebagai imbalan atas "peran penasihat" yang fiktif, demikian Reuters.
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018