Pria kelahiran Brasil yang menjadi warga Prancis itu akan menghadapi tuntutan baru dari jaksa di Jepang, setelah dipecat Nissan sebagai pimpinan pada Kamis (22/11), yang mengejutkan dunia bisnis karena sosoknya yang dihormati sebagai ketua aliansi raksasa otomotif Nissan-Renault-Mitsubishi.
Jaksa menangkap Ghosn pada Senin (19/11) bersama direktur representatif Greg Kelly atas tuduhan bersekongkol mengurangi jumlah pendapatan Ghosn dalam laporan keuangan, sekitar lima miliar yen (44 juta dolar AS) periode Juni 2011 hingga Juni 2015.
Saat ini, Ghosn diduga mengurangi jumlah pendapatannya dalam laporan keuangan senilai tiga miliar yen dalam tiga tahun fiskal berikutnya, menurut warta Asahi Shimbun dan Nikkei.
Jaksa berencana menuntutnya dengan tuduhan mengurangi penghasilannya dengan total delapan miliar yen (71 juta dolar AS) sejak Juni 2011, kata Asahi.
Baca juga: Nissan umumkan pemberhentian Ghosn sebagai pimpinan direksi
Baca juga: Media Jepang: Penahanan Carlos Ghosn diperpanjang 10 hari
Di sisi lain, berdasarkan hukum di Jepang, tersangka yang sudah ditahan dapat menghadapi surat perintah penangkapan tambahan, dengan hukuman yang lebih berat.
Ghosn juga diduga tidak melaporkan laba empat miliar yen melalui hak apresiasi saham - metode bagi perusahaan untuk memberikan bonus kepada manajemen atas pendapatan yang kuat, kata Nikkei.
Secara terpisah, kantor berita Kyodo melaporkan bahwa Nissan telah membayar 100.000 dolar AS per tahun sejak 2002 kepada saudara perempuan Ghosn yang tidak memiliki catatan pekerjaan sebagai penasihat dalam perusahaan itu.
Wakil kepala jaksa Jepang, Shin Kukimoto mengatakan kasus Ghosn adalah "salah satu jenis kejahatan paling serius" di bawah Undang-Undang Instrumen Keuangan Jepang, dan Ghosn bisa menghadapi hukuman 10 tahun penjara, demikian AFP.
Baca juga: Renault pertahankan Ghosn sebagai CEO
Baca juga: Mitsubishi akan berhentikan Carlos Ghosn dari posisi chairman
Penerjemah: Alviansyah Pasaribu
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018