Jakarta (ANTARA News) - Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan memperkenalkan alat untuk mendeteksi angkutan yang kelebihan dimensi dan muatan (overdimension overload/ODOL) yang dinamakan "weight in motion" (WIM)Jadi tidak semua angkutan ditimbang, kalau kendaraan yang jelas-jelas tidak melanggar untuk apa masuk timbangan silakan terus. Kalau ada indikasi melakukan pelanggaran, wajib masuk timbangan
Kepala Balitbang Kemenhub Soegihardjo dalam diskusi “Peluang dan Tantangan Penerapan WIM (Weigh In Motion) Untuk Mendukung Kebijakan Over Dimension Over Loading (ODOL)” di Jakarta, Rabu menjelaskan teknologi WIM merupakan metode terbaru pengukuran/penimbangan kendaraan yang mana bisa mendeteksi apakah angkutan tersebut termasuk ODOL atau bukan.
Jika bukan, lanjut dia, maka tidak usah masuk jembatan timbang dan ini dinilai sangat menghemat waktu serta biaya.
"Jadi tidak semua angkutan ditimbang, kalau kendaraan yang jelas-jelas tidak melanggar untuk apa masuk timbangan silakan terus. Kalau ada indikasi melakukan pelanggaran, wajib masuk timbangan," katanya.
Data yang dikumpulkan dari WIM antara lain, beban gandar (axle weight), beban total (gross weight), jarak antar gandar (axle spacious), klasifikasi kendaraan, dan kecepatan kendaraan.
Pengklasifikasian kendaraan yang dipakai alat pengukur sistem WIM disesuaikan dengan klasifikasi standar yang digunakan di Indonesia.
Ada beberapa teknologi sensor WIM yang dikembangkan terdapat beberapa jenis antara lain seperti strain gages, load cell, dan piezoelectric.
Penggunaan pengukuran atau penimbangan dengan teknologi WIM dapat memprediksi umur jalan, mengevaluasi pemeliharaan serta perawatan perkerasan jalan secara periodik, juga dapat mengukur vehicle damage factor (VDF).
"Kelebihan WIM memiliki tingkat akurasi yang tinggi dalam mengukur beban kendaraan dan melakukan justifikasi kendaraan angkutan barang bermuatan lebih. Namun, keakurasian WIM ini harus dikalibrasi ulang setiap tahunnya dan disertifikasi kembali oleh Badan Meteorologi," katanya.
Dalam kesempatan sama, Direktur Pembinaan Keselamatan Transportasi Kemenhub Risal Wasal mengatakan dengan adanya WIM sangat efisien karena ampuh mengurangi antrean pada uji coba di Ajibarang serta akan diterapkan di Tol Arah Merak dan Tol Jakarta-Cikampek.
"Untuk jembatan timbang yang lahannya sempit sangat efektif, lebih banyak waktu lebih cepat antrean berkurang bahkan bisa hilang," katanya.
Baca juga: Tak kunjung jera, Kemenhub minta hakim maksimalkan denda pelanggar ODOL
Baca juga: Pengamat: Ajak pengusaha rembukan soal polemik ODOL
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2018