Dr. Eko Priatno SpB-KBD, spesialis bedah dari Bethsaida Hospital mengungkapkan bahwa ciri-ciri kanker usus besar adalah buang air besar (bab) berdarah yang sering dianggap sebagai wasir, perubahan pola bab (diare atau bab dengan feses kecil-kecil), bab tidak puas, serta nyeri pada anus.
Menurut Dr. Eko, rata-rata penderita kanker usus besar baru datang pada dokter ketika stadium kanker sudah lanjut. Hal tersebut ditandai dengan perut buncit, kembung, tidak bisa bab/ kentut, muntah, berat badan menurun serta nyeri perut.
"Kanker usus besar ini berawal dari polip atau kutil. Kalau tidam ditangangi bisa berubah sifat dari jinak jadi ganas. Seringnya memang dianggap wasir padahal belum tentu," ujar Dr. Eko dalam media gathering Bethsaida Hospital, Tangerang, Kamis.
Dr. Eko mengatakan bahwa tingkat kepedulian masyarakat terhadap kesehatan masih rendah. Penyakit yang seharusnya bisa diobati sejak awal, malah dianggap sebagai sesuatu yang wajar.
"Kalau di masyarakat, semua sakit perut dibilang maag. Kalau sakit perut bisa jadi tanda kanker usus besar terutama yang menyumbat usus. Kalau stadium awal memang tidak ada keluhannya," jelas Dr. Eko.
Ia kemudian memberitahu cara paling simpel untuk mendeteksi kanker usus besar. Namun, langkah ini hanya berlaku jika tumor atau kanker berada di dekat anus.
"Gejala kanker dan wasir memang mirip. Dia datang berobat ke mana pasti dibilang wasir. Untuk membedakannya adalah dengan cara colok dubur. Kalau kanker, pasti akan terasa keras dan ada tonjolannya. Kalau wasir, dia akan lembek. Tapi itu hanya bisa untuk yang bagian bawah aja, 8 cm dari anus. Ini pemeriksaan yang sangat penting dan simpel," kata Dr. Eko.
"Tidak perlu khawatir, kanker usus besar asal datang pada stadium awal," lanjutnya.
Baca juga: Perempuan muda dengan obesitas berisiko terkena kanker usus besar
Baca juga: Burukkah mengonsumsi bacon?
Baca juga: Konsumsi kol, brokoli untuk kurangi risiko kena kanker usus
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018