• Beranda
  • Berita
  • Menanti "KEK" penopang sektor wisata Kabupaten Malang

Menanti "KEK" penopang sektor wisata Kabupaten Malang

10 Desember 2018 21:20 WIB
Menanti "KEK" penopang sektor wisata Kabupaten Malang
RENCANA KAWASAN EKONOMI KHUSUS PANGANDARAN Warga menikmati suasana sore di Pantai Barat Pangandaran, Jawa Barat, Rabu (28/11/2018). Pemerintah Provinsi Jawa Barat menargetkan Kabupaten Pangandaran untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus pada 2019 mendatang sehingga mampu dikembangan menjadi salah satu sektor dan destinasi pariwisata bertaraf internasional di Indonesia. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/hp. (ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Malang  (ANTARA News) - Sektor pariwisata menjadi lahan "seksi" untuk terus dieksplorasi demi pundi-pundi pendapatan daerah dan devisa negara. Berbagai terobosan dilakukan, baik oleh pemerintah pusat maupun daerah demi menggairahkan kepariwisataan yang beberapa tahun terakhir kian masif penggarapannya.

Di Kabupaten Malang, misalnya, beberapa tahun terakhir juga gencar menggarap sektor pariwisata. Mulai dari mewujudkan desa-desa wisata hingga proyek spektakuler sebagai bagian dari 10 destinasi wisata andalan Tanah Air yang dicanangkan pemerintah pusat.

Ke-10 destinasi wisata prioritas yang digarap pemerintah pusat adalah Danau Toba, Tanjung Payang, Tanjung Lesung, Pulau Seribu, Kota Tua, Borobudur dan sekitar, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Mandalika, Wakatobi, Moratai, dan Labuan Bajo. Destinasi tersebut memiliki potensi yang hampir komplit dari segi alam, budaya, kuliner, dan tradisi.

Untuk mendukung TNBTS sebagai destinasi wisata andalan yang diharapkan mampu mendatangkan wisatawan domestik maupun mancanegara itu, Pemkab Malang membangun proyek mercusuar Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singosari yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas demi keamanan dan kenyamanan pelancong.

Bahkan, belum lama ini Dewan Nasional KEK yang terdiri dari unsur Kementerian Koordinator Perekonomian,Kementerian Pariwisata, Agraria dan Tata Ruang, Kehutanan dan Lingkungan Hidup, melakukan peninjauan secara langsung ke lokasi yang direncanakan menjadi KEK Singosari.

Pemkab Malang yang digawangi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) terus berupaya dan kerja keras bersama seluruh pemangku kepentingan dalam rencana pembangunan KEK Singosari. Kerja keras berbagai pihak tersebut, telah berhasil meyakinkan pemerintah pusat.

Setelah berbagai rangkaian pembahasan, termasuk rapat koordinasi (rakor), baik di Malang maupun Jakarta, akhirnya seluruh persyaratan yang ditetapkan pemerintah pusat sudah tidak ada masalah. Dalam peninjauan lokasi pun, tidak ada catatan dari Dewan Nasional KEK. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan lancar dan memuaskan.

Dibangunnya KEK Singosari akan membuat masyarakat Kabupaten Malang lebih terdongkrak lagi perekonomiannya, bahkan di wilayah sekitarnya juga ikut berkembang. Selain itu, akan semakin mengukuhkan posisi Kabupaten Malang sebagai jantungnya Jawa Timur. Oleh karenanya, pembangunan KEK menjadi sangat penting bagi Pemkab Malang dan masyarakat setempat.

Hanya saja, pembangunan kawasan KEK tidak mungkin tuntas setahun. Tetapi bisa dikerjakan sampai beberapa tahun ke depan, apalagi dari sekitar 300 hektare lahan yang akan digunakan, baru 60 persen yang sudah mengantongi sertifikat dan "clear". Kemudian 40 persen lainnya Tim KEK Kabupaten Malang diminta memperbaharui izin dua lahan yang lama.

Lokasi untuk pembangunan KEK Singosari ada tiga izin lahan yang diperuntukkan, yakni lahan seluas 195 hektare, 26 hektare dan 77 hektare. Yang diminta diperbaharui adalah yang seluas 195 hektare dan 26 hektare. Sebelumnya memang ada kekurangan status pembebasan lahan yang belum tuntas. Namun untuk kekurangan ini, sudah teratasi setelah ditunjukkan bukti-bukti administrasi dari Kantor Pertanahan Kabupaten Malang dan Kanwil BPN Provinsi Jawa Timur.

Keberadaan KEK Singosari, selain mampu menumbuhkan iklim investasi, akan banyak menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Investor dari luar untuk KEK ini sudah banyak, ada sekitar 15 investor. Dengan adanya KEK, diharapkan nantinya Kabupaten Malang terutama wisatanya akan lebih terkenal dan terangkat.

"Harapan kami, KEK Singosari ini bisa dibuka dan beroperasi pada tahun 2020," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Malang, Made Arya Wedhantara.

Konsep Heritage Penunjang Pariwisata

Rencananya, KEK dengan luasan lahan sekitar 300 hektare itu akan mengangkat konsep heritage, sesuai dengan kondisi Malang yang memiliki banyak peninggalan sejarah. Kawasan KEK Singosari juga dikelilingi situs-situs bersejarah, termasuk 159 situs Kerajaan Majapahit yang berada di lereng Gunung Arjuno. Selain heritage sebagai konsep utama, kawasan KEK Singosari juga akan didukung dengan konsep budaya.

CEO PT Intelegensia Graha Tama (IGT) David Santoso yang juga penggagas wisata terpadu Singosari mengatakan konsep wisata heritage itu merupakan panataan kawasan pariwisata dengan multi kompleks wisata yang nantinya mendukung kawasan wisata TNBTS. "Saya sendiri berpartisipasi karena kebetulan memiliki tanah di kawasan Singosari. Pemkab Malang dan Pemprov Jatim mendukung, lalu dilihat kementerian pariwisata dan PT Indonesia Tourism Development Corporatin (ITDC), maka ide itu dijalankan," kata David belum lama ini.

Untuk mewujudkan sebuah kawasan pariwisata sebagai KEK di Singosari memang tidak mudah. Oleh karena itu, harus banyak pihak terlibat didalamnya. Selain itu, wilayah KEK itu nanti harus memiliki sesuatu yang punya nilai lebih dibandingkan dengan kawasan wisata lain.

Selain mengusung konsep wisata heritage dengan latar belakang kerajaan Singhasari (Singosari), IGT juga akan menyiapkan kluster untuk techno park, yakni sebuah konsep yang tidak jauh beda dengan silicon valley. Konsep itu mengadopsi dari kawasan techno park yang lokasinya tak jauh dari Dusseldorf, Jerman.

Nantinya techno park area akan ada penelitian teknologi dan produk-produk yang dihasilkan. Tak hanya itu, kawasan yang terletak di lereng Gunung Arjuna ini juga akan didirikan hotel bintang 5, rumah sakit dengan spesikasi khusus.

Untuk rumah sakit, IGT akan bekerja sama dengan salah satu rumah sakit di Korsel. Konsepnya bagaimana orang Indonesia tidak berobat jauh-jauh ke luar negeri. Di Singosari juga bisa. "Nah, pasiennya menjalani terapi, keluarganya menikmati wisata di kawasan terpadu ini," tutur David yang sejak SMA tinggal di Boston, Amerika.

Proses pembangunan KEK Singosari akan lebih cepat dibandingkan dengan KEK di daerah lain. Sebab, lahan untuk KEK Singosari sudah tersedia dan sesuai dengan Rancangan Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) yang ada di Kabupaten Malang.

Bahkan, setelah mendapat penetapan dari Presiden Joko Widodo, proses selanjutnya adalah pengisian lahan yang sudah tersedia. Lahan seluas 300 hektare di Kecamatan Singosari yang menjadi kawasan KEK tersebut merupakan lahan milik PT IGT. Perusahaan swasta itu akan bekerja sama dengan PT ITDC untuk membangun KEK Singosari sebagai penunjang pariwisata TNBTS yang ditetapkan Pemerintah Pusat sebagai satu dari 10 destinasi wisata unggulan di Tanah Air.

Grand design pengembangan pariwisata Kabupaten Malang yang sudah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJPMD) lima tahunan itu akan dimulai dari Singosari dan selanjutnya meluas ke seluruh wilayah kabupaten.

Harapannya, dunia pariwisata Kabupaten Malang akan lebih maju daripada daerah lain yang sudah lebih dulu berkembang dan menjadi destinasi wisata andalan, seperti Lombok dan Bali. Potensi di Kabupaten Malang tak kalah indah dan menarik, apalagi Kabupaten Malang bisa ditempuh dari jalur mana pun.

Di wilayah selatan, Kabupaten Malang memiliki sederetan pantai yang indah, dengan akses Jalur Lintas Selatan (JLS) dan diusulkannya Bandara Abd Saleh menjadi Bandara Internasional. Sedangkan, di wilayah Timur, terdapat kawasan TNBTS dan didukung kawasan wisata desa di Kecamatan Poncokusumo serta Tumpang.

Kepariwisataan di Kabupaten Malang, tidak ada kendala untuk dikembangkan, sebab ada beragam wisata yang cukup potensial, seperti wisata alam, religi, dan peninggalan sejarah. Paling tidak 10 tahun ke depan, pariwisata Kabupaten Malang sudah mampu berkembang, minimal sama dengan Lombok.

Kabupaten Malang menjadi salah satu dari 10 destinasi wisata Nusantara (Nasional). Untuk mewujudkan itu semua, Pemkab Malang menggandeng Indonesia Tourism Development Coorporation (ITDC) dan PT Intelegensia Grahatama (IGT). Kerja sama tersebut sudah ditandatangani tahun lalu.

Untuk menjadi destinasi wisata andalan, Kabupaten Malang sudah memiliki konektivitas yang mumpuni, seperti jalur penerbangan yang ditunjang dengan Bandara Abdul Rachman Saleh, jalur darat bisa dengan kereta api dan jalur laut, bisa melalui Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang jaraknya tidak jauh dari Malang.

Proyek prestisius yang diproyeksi menghabiskan dana sekitar Rp40 triliun itu nanti diharapkan menjadi penopang utama dunia pariwisata di Kabupaten Malang, tidak hanya sebagai penopang TNBTS seperti yang ditetapkan pemerintah pusat, tetapi juga destinasi wisata lain yang bertebaran di wilayah itu, khususnya seribu pantai nan elok di sepanjang pesisir pantai selatan Malang.

Sejumlah pantai yang mampu mendatangkan jutaan wisatawan setiap tahun ke Kabupaten Malang dan berimplikasi terhadap pundi-pundi pendapatan daerah, di antaranya adalah Pantai Goa China, Ungapan, Bajul Mati, Ngliyep, Kondangmerak, Bengkung, Sipelot, Sendangbiru, dan Balaikambang yang diidentikkan dengan Tanah Lot di Bali.

Oleh karenanya, kehadiran KEK Singosari sangat dinanti sebagai penopang berbagai destinasi wisata di Kabupaten Malang sekaligus penopang TNBTS, dimana wisatawan yang akan menuju kawasan TNBTS bisa bermalam dan menikmati berbagai fasilitas yang ada di kawasan KEK Singosari.

Baca juga: Menjaga laut dari sampah dan pencurian ikan
Baca juga: Menyatukan asa untuk wujudkan swasembada pangan

Baca juga: Pentingnya transformasi ekonomi melalui pembenahan modal manusia
 

Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018