Rembuk itu diikuti lebih dari 900 peserta yang terdiri atas berbagai instansi pemerintah dan lembaga yang berasal dari seluruh Tanah Air dan dibuka resmi oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Wiranto, didampingi Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional, Letnan Jenderal TNI Doni Monardo.
Menurut dia, melalui rembuk itu, mereka berharap mendapatkan berbagai masukan dari peserta untuk dijadikan bahan dalam penyusunan modul, sesuai kebutuhan.
Sementara itu Wiranto dalam sambutannya sangat mengapresiasi inisiatif Wantannas dalam menggelar rembuk dan munas tersebut mengingat pentingnya sosialisasi Aksi Bela Negara bagi masyarakat.
"Apakah semua masyarakat punya pemahaman mendalam soal bela negara. Jawabannya belum. Malah masih ada yang mengganggu dan membuat eksistensi negara terancam, " kata Wiranto.
Tentang bagaimana cara untuk mewujudkan aksi bela negara itu, Wiranto menegaskan, adalah tugas Dewan Ketahanan Nasionalyang akan merumuskan itu melalui rembuk dan munas.
Pelaksanaan Rembuk dan Munas Aksi Bela Negara tersebut mengundang antusiasme peserta yang berasal dari berbagai unsur, baik pemerintah, TNI, Kepolisian Indonesia, dan lembaga masyarakat.
Inspektur Jenderal Polisi Sukma Edi Mulyono, wakil Satgas Bela Negara Wantannas, yang merupakan salah satu panitia ini, menyatakan puas dengan kehadiran peserta rembuk dan munas yang memenuhi ruangan.
Presiden Joko Widodo menerbitkan Instruksi Presiden Nomor 7/2018 tentang Rencana Aksi Nasional Bela Negara Tahun 2018-2019. Inpres ini bertujuan agar upaya bela negara lebih terstruktur, sistematis, masif, dan terstandardisasi.
Baca juga: Wantannas gelar Rembuk Nasional Pembinaan Bela Negara
Baca juga: Menko Wiranto lantik Sesjen Wantannas Doni Monardo
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018