Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek di Banda Aceh, Senin, mengatakan, sebagian besar dari total 338 kepala keluarga (KK) atau 1.267 orang hingga saat ini memilih bertahan di rumah mereka sejak banjir menerjang akhir pekan lalu.
"Total yang penggungsi sudah 104 keluarga dengan 402 jiwa. Seperti Lhok Raya di Trumon Tengah ditampung di Kompi Detasemen B Brimob sebanyak 65 keluarga atau 251 jiwa, terdiri dari 14 lansia, 24 balita, delapan bayi, 10 orang sedang menyusui, dan dua orang ibu sedang hamil," katanya.
Ia mengemukakan, terdapat juga warga Lhok Raya yang mengungsi ke rumah saudaranya di dataran lebih tinggi sebanyak 10 keluarga atau 50 orang.
Sedangkan di Gampong Cot Bayu di Trumon Tengah yang mengungsi ke desa tetangga, yakni Jambo Papeun sebanyak 14 keluarga atau 45 orang termasuk delapan balita, dan dua bayi.
"Terakhir warga yang tinggal di Gampong Padang Harapan di Trumon terdapat 15 keluarga atau 56 jiwa mereka mengungsi di kantor camat lama Trumon," ujar Ahmad.
Ia mengaku, mayoritas air yang merendam wilayah Trumon raya paling rendah setinggi 1,5 hingga 2 meter, seperti Cot Bayu dan Ladang Rimba di Trumon Tengah.
Bahkan telah menggenangi jalan lintas nasional Tapaktuan-Medan, Sumatera Utara di Ladang Rimba dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.
Sedang di Seuneubok Pusaka, dan Titi Poben di Trumon Timur ketinggian air mencapai dua hingga tiga meter. Namun warga masih belum mau di evakuasi, dan bertahan di tempat yang lebih tinggi di masing-masing gampong ini.
"Dapur umum telah kita dirikan di masing-masing lokasi pengungsian, dan menyiagakan perahu karet di titik-titik lokasi banjir untuk mengevakuasi warga yang mau di pindahkan," tegas Ahmad.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat telah mengingatkan, agar sejumlah wilayah mewaspadai potensi terjadinya banjir akibat curah hujan meningkat dalam beberapa hari ke depan di Aceh.
Kepala Seksi Data BMKG Stasiun Meteorologi Aceh, Zakaria Ahmad mengatakan, potensi tanah longsor juga perlu diwaspadai bagi mereka yang tinggal di daerah dataran tinggi di provinsi paling Barat Indonesia tersebut.
"Adanya belokan angin yang terjadi di wilayah Aceh di bagian Tengah dan Timur, dan adanya daerah konvergensi di bagian Barat wilayah Aceh mengakibatkan curah hujan meningkat," tandasnya.
Baca juga: Desa di Aceh Selatan direndam banjir dua meter
Baca juga: Transportasi darat Aceh Selatan- Subulussalam lumpuh diterjang banjir
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018