"Saya lihat plakat BNI goyang, pohon, dan tiang listrik juga bergoyang. Orang-orang pada lari dikira gempa bumi," kata Rudianto yang juga pengendara mobil yang sedang melintasi Jalan Gubeng ketika kejadian di Surabaya, Rabu.
Dia mengatakan saat jalan ambles sekitar pukul 21.15 WIB, posisi mobil yang dikendarainya di urutan ketiga dari mobil di dekat lubang jalan yang ambles itu.
"Orang-orang pada berteriak jangan lari lewat trotoar karena banyak kabel listrik yang mau putus. Akhirnya orang-orang pada lari ke kanan jalan," katanya.
Saat ditanya soal korban, Rudi mengaku tidak tahu pasti.
Hanya saja, ia melihat pintu mobil yang ada di depannya sudah terbuka.
"Saya kira mereka pada lari menyelamatkan diri," katanya.
Tidak hanya para pengendara mobil yang merlarikan diri, lanjut dia, para pekerja bangunan di RS Siloam juga demikian.
"Banyak perempuan juga yang lari. Mereka berteriak minta tolong," katanya.
Relawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Surabaya Tri Suwandayono mengatakan hingga kini para petugas gabungan masih melakukan pencairan korban.
"Barangkali ada korban. Kalau tidak ada korban, ya, tetap jalan ini ditutup," katanya.
Hingga saat ini, belum diketahui penyebab jalan ambles dengan kedalaman sekitar 10-15 meter, panjang 20-30 meter, dan lebar 20-25 meter itu.
"Kami belum tahu apakah ini karena proyek yang ada di sekitar atau tidak. Kami saat ini masih proses pencarian korban," katanya.*
Baca juga: Petugas cari kemungkinan korban jalan ambles
Baca juga: Tanah Gubeng masih bergerak
Baca juga: Bronto skylift dikerahkan tangani jalan ambles
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018