"Anjing pelacak juga masuk. Kita terjunkan anjing pelacak dua ekor," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, dihubungi melalui sambungan telepon di Bandung, Kamis.
Truno mengatakan, keberadaan anjing pelacak itu diharapkan dapat memudahkan proses pencarian korban, membantu tugas evakuasi yang dilakukan tim SAR gabungan.
Menurut dia, pencarian korban hingga Kamis, mengalami kendala seperti tanah yang gembur serta curah hujan tinggi di sekitar kawasan tersebut. Kondisi itu juga membuat anjing pelacak kesulitan untuk mengendus korban yang masih tertimbun.
"Anjing, kan, kualifikasinya dia itu untuk jenazah tapi kendalanya, curah hujan kan dan air. Nah air itu membuat kendala, kecuali (tanah) kering," kata dia.
Petugas di lapangan juga, kata dia, mengalami kendala saat melakukan penyisiran. Tanah langsung amblas hingga kesulitan untuk berjalan. Dengan kondisi tanah dan geografis berupa lereng, alat berat pun sulit untuk diterjunkan ke lokasi kejadian.
"Jadi kalau kita injek tanah kaki kita bisa masuk sampe dengkul, bahkan susah ngangkat lagi kita makanya harus pakai tapak kayu," ungkapnya.
Hingga Kamis, berdasarkan data dari Basarnas, korban meninggal dunia yang berhasil ditemukan dan teridentifikasi berjumlah 13 orang, sementara 20 lainnya masih dalam tahap pencarian.
Baca juga: 20 korban longsor di Sukabumi belum ditemukan
Baca juga: BNPB fokus cari korban hilang akibat longsor di Sukabumi
Baca juga: BNPB sebut bencana terbanyak Sukabumi tanah longsor
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019