Ratusan orang Palestina ikut dalam prosesi pemakaman, yang dimulai di Rumah Sakit Shifa di Jalur Gaza dan berakhir di Permukiman Sheikh Radwan, tempat ia dimakamkan.
Lebih dari 25 orang yang ikut dalam protes pada Jumat tersebut menderita bermacam jenis luka mulai dari terjangan peluru sampai gas air mata yang ditembakkan oleh tentara Israel yang ditempat di wilayah Israel di balik pagar, kata koresponden WAFA --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad pagi.
Pada hari ketujuh, pasukan Israel juga menyerbu Kota Ramallah di Tepi Barat Sungai Jordan --pusat Pemerintah Otonomi Nasional Palestina, dengan dalih "dalam upaya menemukan orang Palestina yang dicari".
Pada Sabtu malam, puluhan prajurit Yahudi dan sedikitnya delapan kendaraan militer menyerbu wilayah Permukiman Al-Masyoun dan Ein Munjid di Ramallah, tempat mereka menyita rekaman kamera keamanan dari banyak toko.
Baca juga: PNA kutuk pembunuhan perempuan Palestina oleh polisi Israel
Baca juga: Pasukan Israel tewaskan seorang perempuan, lukai 25 di Jalur Gaza
Baca juga: Perempuan Palestina meninggal akibat serangan pemukim Yahudi
Penyerbuan itu sudah menyulut beberapa bentrokan di kota tersebut; tentara Israel menggunakan gas air mata dan peluru logam yang berlapis karet untuk membubarkan pemuda Palestina yang menghadapi mereka dengan melemparkan batu.
Surat Kabar Al-Quds menyiarkan laporan yang mengutip pejabat Pemerintah Otonomi Palestina yang mengecam penyerbuan tentara Israel di kota besar di Tepi Barat, yang terakhir di Ramallah dan di dekat kompleks pemerintah serta kantor perdana menteri Palestina.
Dengan mengutip pernyataan imam di Masjid Al-Aqsha dalam khutbah Jumat, harian itu melaporkan bahwa Masjid Al-Aqsha menghadapi ancaman dan seruan Israel bagi penghancuran tembok bersejarah di Kota Tua Jerusalem adalah rasis.
Surat kabar tersebut juga mengatakan di dalam satu laporan dari korespondennya di Washington bahwa satu kajian memperlihatkan sikap bias nyata di media AS terhadap rakyat Palestina.
Baca juga: Berenang digunakan di Gaza untuk obati luka trauma anak perempuan
Redaktur: Gus Nur Cahya Aryani
Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019