Kemenkes imbau waspada DBD di musim hujan

13 Januari 2019 21:55 WIB
Kemenkes imbau waspada DBD di musim hujan
FOGGING PENCEGAHAN DBD Petugas melakukan fogging atau pengasapan di kawasan Duren Tiga, Pancoran, Jakarta, Jumat (2/11/2018). Pengasapan tersebut untuk mencegah wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terutama pada peralihan musim kemarau ke musim hujan. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/hp. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

sudah dilakukan langkah stop penularan DBD agar KLB tidak meluas

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kesehatan mengimbau masyarakat mewaspadai penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti di musim hujan akibat banyaknya genangan air yang menjadi sarang nyamuk.

Berdasarkan data kasus kejadian DBD yang dikutip dari laman resmi Kemenkes di Jakarta, Minggu, ada 22 provinsi yang terjadi kasus DBD dan tiga di antaranya terjadi kejadian luar biasa (KLB).

Beberapa wilayah yang menyatakan sudah masuk kategori kejadian luar biasa (KLB), yakni Kabupaten Kapuas di Kalimantan Tengah,  Kota Manado di Provinsi Sulawesi Utara, serta Kabupaten Manggarai Barat di Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan KLB ini sudah ditanggulangi oleh tim gerak cepat Kemenkes bersama dinas kesehatan propinsi setempat.

“Kemenkes juga sudah melakukan penyelidikan sumber penularan DBD dan sudah dilakukan langkah stop penularan DBD agar KLB tidak meluas,” kata Nadia.

Selain itu, ada pula upaya pencegahan yang dilakukan oleh masyarakat dengan 3M+.

“Upayanya kita pencegahan. Dari dulu sudah ada gerakan 3M+, yakni menutup semua tampungan air atau sumber air, menguras bak mandi, dan mendaur ulang barang bekas,” kata Nadia.

Barang bekas seperti ban bekas, lanjut Nadia, bisa menjadi tempat berkembangbiaknya jentik nyamuk  penyebab demam berdarah apabila terdapat genangan air.

Padahal menurutnya barang bekas itu bisa didaur ulang menjadi barang bernilai untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti.

“Plusnya kita menggunakan ikan pemakan jentik. Jadi apabila di dalam rumah ada tanaman berisikan air, nah air itu juga bisa menjadi tempat berkembangbiak jentik nyamuk penyebab demam berdarah. Sebaiknya di sana  ada ikan pemakan jentik nyamuk,” jelas dia.

Pencegahan juga dapat dilakukan dengan menaburkan larvasida atau obat pembunuh jentik nyamuk untuk tempat yang tidak mungkin dilakukan pengurasan air atau mengeringkan air.

Virus dengue biasanya menginfeksi nyamuk aedes betina saat menghisap darah dari seseorang yang sedang dalam fase demam akut (viraemia), yaitu dua hari sebelum panas sampai lima hari setelah demam timbul.

Nyamuk menjadi infektif di hari ke delapan sampai ke-12 sesudah menghisap darah penderita yang sedang viremia dan tetap infektif selama hidupnya.

Setelah melalui periode inkubasi ekstrinsik tersebut, kelenjar ludah nyamuk bersangkutan akan terinfeksi dan virusnya akan ditularkan ketika nyamuk tersebut menggigit dan mengeluarkan cairan ludahnya ke dalam luka gigitan ke tubuh orang lain.

DBD menyerang pembuluh darah yang menyebabkan indikator trombosit turun drastis. Kasus meninggalnya seseorang karena mengalami shock pembuluh darah.

“Penting kita memutuskan rantai penularan mulai nyamuk pradewasa sampai nyamuk dewasa. Langkahnya dengan 3M+ tadi dan jangan sampai ada genangan air di lingkungan tempat tinggal kita,” kata Nadia.

Pencegahan harus dilakukan di tatanan keluarga. Setiap keluarga harus memastikan langkah pencegahan 3M+ dilakukan. Masyarakat diimbau agar waspada terhadap DBD, apabila terasa demam harus segera memeriksakan diri ke Puskesmas atau rumah sakit.

Selain itu diharapkan seluruh sekolah, mulai dari SD, SMP sampai SMA dan setaranya mewaspadai DBD melalui kegiatan UKS. 

Baca juga: Demam berdarah renggut tiga warga Sulut di awal 2019
Baca juga: Waspadai demam berdarah
Baca juga: Senjata pelindung diri nyamuk penyebab DBD

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019