"Kita menargetkan (sektor properti) tahun ini tumbuhnya 10 persen secara merata keseluruhan," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) REI Paulus Totok Lusida di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan bahwa alasan penetapan target tersebut karena adanya kemudahan-kemudahan yang diberikan oleh sektor perbankan, perpajakan dan lain-lain.
"Apalagi dengan tuntasnya pembangunan infrastruktur, kita bukan mau bertahan tetapi kita harus tumbuh karena infrastruktur sudah selesai semuanya," ujar Sekjen tersebut.
Selain itu, Paulus juga memperkirakan bahwa rumah baik rumah tapak maupun rumah susun (apartemen) dengan harga di bawah Rp2 miliar akan diminati konsumen pada tahun ini.
"Jadi untuk yang di atas itu meskipun terdapat relaksasi dari perpajakan, namun kelihatannya minat konsumen masih di bawah harga tersebut," katanya di sela-sela diskusi Property Outlook 2019.
Sebelumnya Head of Marketing Rumah.com Ike Hamdan memperkirakan pasar properti tahun 2019 stabil pada semester pertama.
Kebijakan pemerintah yang melonggarkan "loan to value` (LTV) atau persentase uang muka membuka kesempatan bagi para pencari properti untuk membeli rumah dengan uang muka yang serendah-rendahnya.
Secara umum, pasar properti di tahun 2019 tidak akan begitu terpengaruh dengan keadaan politik.
Dengan demikian, pasar properti akan terus merangkak naik dan menuju pemulihan, sehingga saat ini dinilai merupakan waktu yang tepat untuk membeli properti, baik untuk tujuan dihuni maupun dipakai sendiri sebagai sarana investasi.
Baca juga: REI kontribusi 394.686 unit program sejuta rumah 2018
Baca juga: Tekanan berat, REI minta perizinan properti dipermudah
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019