"AWS ini secara berkala melakukan pengamatan data kemaritiman serta mendeteksi delapan data kelautan untuk kepentingan pelayaran," kata Kepala Stasiun Mereorologi Cot Ba U Maimun Saleh, Sabang, Siswanto di Sabang, Selasa.
Ia menjelaskan, perangkat AWS mendeteksikan, data arah angin dan kecepatan angin, data suhu dan kelembaban udara, data tekanan udara, data radiasi matahari dan data curah hujan.
"Layanan data dan informasi kemaritiman di perairan Sabang dan sekitarnya adalah dukungan nyata BMKG mewujudkan konektivitas tol laut," ujar Siswanto.
Siswanto menyatakan, pembangunan fisik berupa gedung AWS maritim yang ada di CT-I BPKS sudah dimulai sejak, 13 Juni 2017. Sedangkan kegiatan instalasi sensor dilakukan dari, 23-27 Oktober 2017.
Penentuan lokasi pembangunan AWS pelabuhan pada tahap survei awal dilakukan secara bersama oleh Unit Manajemen Pelabuhan BPKS, KSOP, DISNAV dan perwakilan dari BMKG Sabang.
BMKG berharap dengan adanya peralatan AWS pelabuhan secara nyata ikut ambil bagian dalam upaya mendukung program Nawacita Pemerintah Republik Indonesia terkait pengembangan poros maritim dunia.
Secara geografis Kota Sabang, Provinsi Aceh luasnya, 12.213,96 hektare, terdiri lima pulau, yakni Pulau Weh, Klah, Rubiah, Seulako dan Pulau Rondo.
Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka, Selatan berbatasan Laut Andaman, Timur Selat Malaka dan Barat berbatasan Laut Andaman.
Kepulauan paling ujung barat Indonesia ini juga telah ditetapkan oleh pemerintah pusat melalui Kementerian Pariwisata pada 2007 sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan sejak itu pemerintah daerah terus mengampanyekan industri pariwisata.
Baca juga: BMKG: cuaca ekstrem belum ganggu pelayaran
Baca juga: BMKG peringatkan transportasi laut di Kepri agar hati-hati
Pewarta: Irman Yusuf
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019