• Beranda
  • Berita
  • Makam pahlawan nasional Cut Nyak Meutia diziarahi komunitas sepeda

Makam pahlawan nasional Cut Nyak Meutia diziarahi komunitas sepeda

18 Februari 2019 17:20 WIB
Makam pahlawan nasional Cut Nyak Meutia diziarahi komunitas sepeda
Pahlawan nasional perempuan asal Aceh, Cut Nyak Meutia. (Sumber: Youtube)

Napak tilas yang kami lakukan pada Sabtu (17/2)  bertujuan sebagai rasa hormat dan takzim anak negeri akan perjuangan dan komitmen Cut Meutia dalam melawan dan mengusir penjajah hingga beliau akhirnya gugur di medan perang

Lhokseumawe, Aceh (ANTARA News) - Komunitas sepeda Matang Kuli Bike Community (MBC), melakukan perjalanan ziarah ke makam pahlawan nasional, Cut Nyak Meutia, di pedalaman hutan Kabupaten Aceh Utara, untuk mengenang dan menumbuhkan semangat kepahlawanan wanita Aceh itu.

"Napak tilas yang kami lakukan pada Sabtu (17/2)  bertujuan sebagai rasa hormat dan takzim anak negeri akan perjuangan dan komitmen Cut Meutia dalam melawan dan mengusir penjajah hingga beliau akhirnya gugur di medan perang," kata Darnafis, Ketua MBC di Lhokseumawe, Senin.

Ia menjelaskan kegiatan ziarah makam ke salah satu pahlawan nasional yang dilakukan oleh 15 personel anggota MBC tersebut diisi dengan pembacaan doa kepada almarhumah dan juga membaca Surat Yasin dan sekaligus membersihkan sekitar area makam.

"Dengan kunjungan ini, selain mengenang semangat patriotik sejati yang dimiliki oleh Cut Meutia, kami juga melakukan takziah (doa bersama untuk orang yang telah meninggal) dan juga membaca surat Yasin di pusaranya," ujar Darnafis.

Disebutkannya bahwa perjalanan menuju pusara Cut Meutia yang terletak di pedalaman Aceh Utara tepatnya di Kecamatan Pirak Timu itu tidaklah mudah. Selain menempuh perjalanan yang panjang dari ibu kota kecamatan setempat, juga harus melewati medan yang terjal dan turunan yang curam.

Perjalanan diawali dari Matangkuli dengan mengayuh sepeda, sesampainya di Alue Bungkoh, Ibu Kota Kecamatan Pirak Timu berganti dengan moda transportasi roda empat modifikasi yang melewati tanjakan yang terjal dan turunan curam selama tiga jam hingga ke titi gantung.

Kemudian dilanjutkan dengan jalan setapak menyusuri sungai dan alur selama hampir dua jam dan baru sampai di pusara Cut Meutia, demikian Darnafis.

Baca juga: Puteri Indonesia ingin film pahlawan perempuan diperbanyak

Baca juga: Aceh akan Peringati Seabad Wafatnya Cut Nyak Dhien

Baca juga: Bupati Aceh Barat ajak masyarakat teladani Teuku Umar

Pewarta: Mukhlis
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019