"Listrik menjadi kebutuhan vital bagi masyarakat karena itu melistriki daerah terpencil menjadi salah satu fokus kami bersama PT PLN," kata Menteri Eko di Bengkulu, Selasa.
Menurut Eko, kementeriannya ditugaskan untuk menjadi fungsi koordinator untuk pembangunan desa di 19 kementerian yang ada di kabinet kerja.
Beberapa bulan sebelumnya kata dia, ia mendapatkan laporan bahwa Desa Sinar Pagi belum mendapatkan aliran listrik, begitu juga beberapa desa di Kabupaten Bengkulu Utara dan Rejang Lebong.
Ia berharap dengan peresmian listrik di Desa Sinar Pagi menyebutkan desa lain yang belum dialiri aliran listrik dapat segera direalisasikan.
Program Menerangi Negeri merupakan salah satu program guna mencapai target rasio elektrifikasi 100 persen di tahun 2019.
Ia menerangkan bahwa biaya yang digunakan untuk mengaliri listrik ke desa Sinar Pagi tersebut mencapai Rp39,9 miliar. Selain Desa Sinar Pagi pihaknya juga akan menambah lagi pemasangan listrik desa-desa lain yang belum tersentuh aliran listrik.
"Kami menargetkan tahun 2019 ini masih ada 6 desa lagi yang belum dialiri listrik di Provinsi Bengkulu akan terwujud," ucapnya.
Daryono mengatakan pemasangan dan penyaluran listrik ke Desa Sinar Pagi membutuhkan waktu sekitar dua bulan hingga listrik bisa teraliri dengan baik.
Ia berharap setelah listrik beroperasi, masyarakat dapat mengembangkan dan memajukan perekonomian mereka, anak-anak di desa tersebut dapat belajar lebih tenang karena adanya penerangan sehingga meningkatkan kecerdasan di desa tersebut.
Pada tahap awal, ada sekitar 34 dari 50 rumah warga di Desa Sinar Pagi yang sudah mendapat pasokan listrik.
Baca juga: 29 kampung di Wondama segera nikmati penerangan
Baca juga: PT PLN targetkan 163 desa di Riau terang 2019
Baca juga: Dirjen: 10 juta warga belum nikmati listrik
Pewarta: Helti Marini S
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019