"Saya senang untuk merayakan ulang tahun ke-67 keanggotaan Turki di NATO," kata Binali Yildirim di dalam satu pernyataan.
Ketika menceritakan bagaimana Turki bergabung dengan NATO pada 18 Februari 1952, Yildirim mengatakan, "Turki memainkan peran penting dalam menyediakan keperluan pertahanan sebagai anggota penting perhimpunan tersebut."
Sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi, Yildirim menambahkan bahwa Turki "dengan tekad kuat melanjutkan perangnya melawan terorisme".
Baca juga: Presiden Erdogan: Turki akan buru semua kelompok teror
Baca juga: Presiden Erdogan: demi keutuhan wilayah Suriah, PYD/Ypg harus pergi
"Sehubungan dengan ini, kami berharap sekutu kami mendukung operasi Turki yang telah dilancarkan negeri ini dengan sangat tekun melawan organisasi PKK/PYD/YPG dan Da`esh," katanya.
Turki telah menjadi anggota NATO selama 67 tahun dan menggembar-gemborkan diri sebagai militer terbesar kedua di aliansi itu, setelah AS.
Dalam kegiatan teror selama lebih dari 30 tahun melawan Turki, PKK --yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, AS dan Uni Eropa-- telah bertanggung-jawab atas kematian sebanyak 40.000 orang. YPG/PYD adalah cabang PKK di Suriah.
Lebih dari 300 orang telah kehilangan nyawa mereka dalam serangan yang diklaim oleh Da`esh di Turki, dengan sasaran warga sipil dalam berbagai serangan senjata api, roket dan bom.
Baca juga: Ankara dukung Teheran dalam perangi terorisme
Baca juga: Surat cinta ungkapkan kisah cinta paling terkenal pada masa Utsmaniyah
Redaktur: Mohamad Anthoni
Pewarta: Antara
Editor: Chaidar Abdullah
Copyright © ANTARA 2019