"Saya menyarankan agar dimulai digitalisasi di semua program studi. Ini dalam rangka menyongsong industri 4.0,"ujar Mendikbud dalam keterangan pers di Jakarta, Kamis.
Dia memberikan contoh perancang busana selain menggambar secara manual dengan kertas dan pensil, juga perlu diajarkan menggambar grafis tiga dimensi menggunakan komputer. Begitu juga dengan pembuatan kue, harus diajarkan standarisasi dengan peralatan praktik yang dilengkapi dengan sistem digital.
Muhadjir mengatakan tersebut dalam kunjungannya ke SMK Negeri 9 Bandung untuk memeriksa perkembangan program Revitalisasi SMK di sekolah dengan program keahlian Pariwisata serta Seni dan Industri Kreatif tersebut. SMK Negeri 9 Bandung dipandang cukup sukses melaksanakan program revitalisasi.
"Terutama berkaitan dengan kurikulum karena sudah melibatkan dunia usaha dan dunia industri sebagai mitra. Bahkan dari pihak dunia usaha dan dunia industri mengirim tenaga-tenaga ahlinya untuk membantu langsung praktik siswa,"tambah dia.
Dalam jangka panjang, Mendikbud mengharapkan semua SMK memiliki "teaching factory" yang dikembangkan bersama mitra dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
"Intinya praktiknya anak-anak itu tidak boleh praktik mainan. Tetapi praktik yang hasilnya sesuai dengan standar industri dan usaha, dan produknya harus bisa dijamin bahwa itu bisa dipasarkan paling tidak oleh mitra industri," tuturnya.
Pada tahun 2017, Kemendikbud memberikan bantuan Pengembangan SMK Pariwisata kepada SMK Negeri 9 Bandung senilai Rp803 juta. Kemudian bantuan penyediaan ruang praktik senilai Rp586 juta pada tahun 2018. Pada tahun 2019, Kemendikbud kembali memberikan bantuan senilai Rp2,95 miliar untuk renovasi gedung dan perwajahan, serta penyediaan peralatan praktik.
Baca juga: Kemendikbud tingkatkan kompetensi guru SMK
Baca juga: Menaker harap industri dilibatkan dalam menyusun kurikulum
Baca juga: Kemendikbud jalin kerja sama dengan 2.700 industri
Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019