"Setiap kami ke Puskesmas untuk berobat, hanya dilayani perawat atau bidan karena Puskesmas tidak memiliki dokter," kata salah seorang tokoh masyarakat dari Kecamatan Timur, Abdullah di Ternate, Sabtu.
Kemampuan perawat atau bidan dalam mendiagnosa penyakit yang diderita masyarakat sangat terbatas, sehingga tidak jarang masyarakat tidak mendapatkan kesembuhan, walaupun berulang kali berobat di Puskesmas.
Menurut dia, masyarakat sering terpaksa harus berobat ke RSUD Labuha dengan konsekuensi harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk transportasi dan akomodasi selama berada di Labuha.
Kurang maksimalnya pelayanan di Puskesmas itu mengakibatkan masyarakat enggan untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan mandiri, karena mereka beranggapan iuran yang dibayar setiap bulan tidak berbanding lurus dengan pelayanan yang diterima.
Pemerhati pelayanan publik di Halmahera Selatan, Muhammad Sitong mengatakan wilayah Halmahera Selatan yang terdiri atas kepulauan seharusnya menjadi pertimbangan untuk memaksimalkan peran Puskesmas diantaranya dengan melengkapi Puskesmas dengan dokter.
Pemkab Halmahera Selatan melaksanakan program Halmahera Selatan Sehat dan seharusnya melalui program itu Pemkab memprioritaskan penempatkan dokter di setiap Puskesmas, karena Puskesmas merupakan unjung tombak dalam pelayanan kesehatan di masyarakat.
Oleh karena itu, ia mengimbau kepada Pemkab Halmahera Selatan untuk perhatian serius terhadap penempatan dokter di seluruh Puskesmas dengan cara merekrut dokter kontrak seperti yang dilakukan di berbagai daerah di Malut.
Data Dinkes Halmahera Selatan, dari 30 Puskesmas di kabupaten itu, 22 Puskesmas di antaranya saat ini tidak memiliki dokter, namun sudah diupayakan mengusulkan penempatan dokter PTT dari pusat.*
Baca juga: Enam Puskesmas di Seruyan belum ada dokter
Baca juga: Honor Rp1 juta sebulan, dokter puskesmas di Aceh Selatan mundur
Baca juga: 38 dokter puskesmas dilatih penanganan kegawatdaruratan
Pewarta: La Ode Aminuddin
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019