• Beranda
  • Berita
  • Pemenuhan 1,4 juta pekerja "Food Estate" didatangkan dari luar Kalteng

Pemenuhan 1,4 juta pekerja "Food Estate" didatangkan dari luar Kalteng

25 Februari 2019 21:42 WIB
Pemenuhan 1,4 juta pekerja "Food Estate" didatangkan dari luar Kalteng
Budidaya integrasi sawit-sapi milik PT Agro Menara Rahmat anak usaha Grup Astra Agro Lestari di Desa Runtu Kecamatan Arut Selatan, Kotawaringin Barat (Kobar) Kalteng, Rabu (19/7/2017). Lahan tidak produktif bisa dikembangkan integrasi usaha kebun, peternakan serta tanaman pangan melalui konsep food estate. (ANTARA News/Budi Santoso)
Palangka Raya (ANTARA News) - Sekretaris Daerah Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri mengakui pemenuhan pekerja sebanyak 1,4 juta untuk program food estate, akan didatangkan dari provinsi lain namun dilakukan secara bertahap.  Food Estate atau kawasan pangan skala luas terpadu merupakan konsep pengembangan produksi pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan yang berada di suatu kawasan lahan yang sangat luas.

"Pekerja 1,4 juta itu prediksi yang cukup panjang tidak dalam 2-3 tahun ke depan. Apabila food estate itu berjalan, kita perlu menambah tenaga-tenaga yang memiliki kemampuan," kata Fahrizal saat menghadiri media gatering yang dilaksanakan Global Green Growth Institute (GGGI) di Palangka Raya, Senin.

Kehadiran para pekerja di bidang food estate yang rencananya didatangkan dari provinsi lain tersebut, bertujuan saling berbagai pengetahuan sekaligus memberikan ilmu baru bagi penduduk Kalteng.

Fahrizal mengatakan prioritas sekaligus tanggungjawab pemerintah adalah mengurangi pengangguran, dan setiap kegiatan-kegiatan yang dibangun di Provinsi Kalteng tetap mengutamakan masyarakat lokal.

Menurut Fahrizal, masyarakat lokal harus memanfaatkan peluang-peluang tersebut, dan mematuhi berbagai ketentuan, khususnya jika bekerja di perusahaan bidang food estate.

"Apalagi jika nanti ada perusahaan di bidang food estate, masyarakat lokal harus patuh terhadap aturan. Jangan juga karena merasa putra daerah, lalu tidak memenuhi isi dari kontrak kerja yang telah disepakati dengan perusahaan," ucapnya.

 
Dia mengatakan tahap pertama food estate adalah penentuan lokasi, yakni di kawasan-kawasan tidak produktif di lahan pertanian ataupun perkebunan yang memang telah terbangun tapi belum optimal dikelola.

"Sebanyak 1,4 juta pekerja itu tidak seolah-olah didatangkan sesaat, melainkan berproses. Dan kalaupun tidak kita programkan, Kalteng tetap menjadi magnet bagi penduduk lain," kata Fahrizal.

Pria yang juga menjabat Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kalteng itu menyebut, kedatangan penduduk dari provinsi lain tidak bisa dihindarkan. Apalagi ada rencana Pemerintah Pusat menjadikan Kalteng sebagai ibukota pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kita dalam satu bingkai NKRI, setiap perpindahan penduduk tidak ada yang boleh menghambat," demikian Fahrizal.

Baca juga: Anggota DPR RI dukung food estate Ketapang
Baca juga: Kalimantan Tengah buka kawasan transmigrasi baru
Baca juga: "Food estate" rugikan petani gurem

Pewarta: Kasriadi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019