Jakarta (ANTARA News) - Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengimbau agar masyarakat dan kepala daerah di sekitar pantai memasang tanda ketinggian meter di atas permukaan laut (mdpl).Jadi jangan setiap ada peringatan dari BMKG semuanya lari. Kalau levelnya waspada cukup sekitar pantai saja yang dievakuasi,
Hal ini dinilai penting agar masyarakat yang sedang berada di sekitar pantai mampu merespons dengan baik saat BMKG memberi peringat gelombang tinggi.
"Di ruang publik mana saja misalnya sekolah, kantor, masjid, disebutkan ini tiga meter di atas permukaan air. Di sudut bangunan saja saya rasa tak mengganggu. Biar masyarakat tahu di sekitar pantai tinggi saya berapa," kata Rahmat saat ditemui usai acara Ecotalk di Ancol, Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan tiga jenis peringatan, dimulai dengan waspada untuk potensi gelombang yang tinggi maksimalnya setengah meter, siaga untuk tinggi gelombang setengah sampai tiga meter, dan awas yang memperkirakan gelombang tinggi di atas tiga meter.
"Di atas tiga meter itu bisa lima sampai 10 meter. Kalau suatu daerah sudah di level awas ya lakukan evakuasi menyeluruh," ucap dia.
Rahmat mencontohkan, jika peringatan BMKG masih ada di level siaga, masyarakat sebenarnya bisa merasa cukup aman jika sudah berada di ketinggian lima meter dari permukaan air.
"Jadi jangan setiap ada peringatan dari BMKG semuanya lari. Kalau levelnya waspada cukup sekitar pantai saja yang dievakuasi. Makanya di daerah pantai ditulis ada di ketinggian berapa. Begitu ada waspada ini berarti ketinggian sekitar setengah meter bisa kena," ucap dia.
Rahmat pun menegaskan kalau peringatan potensi tsunami memang bisa terjadi di tinggi gelombang setengah sampai di atas tiga meter, yang jelas, jika gelombang itu disebabkan oleh gempa bumi, maka gelombang itu disebut tsunami.
"Seperti kemarin saat di Lombok, kami beri peringat gelombang 0 sampai 50 cm. Di hari itu tercatat 13 cm, tapi masyarakat kan mempertanyakan masa 13 cm itu tsunami, padahal gelombang yang disebabkan oleh gempa bumi ya itu namanya tsunami. Mungkin untuk yang di daratan tidak berdampak, tapi untuk yang lagi di pantai ya pasti kena," ucap dia.
Baca juga: Perlu sinergi keilmuan dalam mitigasi bencana
Baca juga: Manfaatkan teknologi komunikasi untuk mitigasi bencana
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2019