Banjir rendam puluhan rumah dan sawah warga

2 Maret 2019 21:25 WIB
Banjir rendam puluhan rumah dan sawah warga
Ilustrasi - Warga mengevakuasi sepeda motor saat banjir melanda kompleks perumahan Sawah Lebar Baru, di Bengkulu, Kamis (13/12/2018). (ANTARA FOTO/David Muharmansyah/kye.)
Bengkulu (ANTARA) - Banjir akibat luapan Sungai Air Duku di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, Jumat sore, selain merendam puluhan rumah di Kecamatan Curup dan Curup Timur juga merusak puluhan hektare sawah warga dan jembatan penghubung antardesa.

Tohibulah (30) warga Dusun I, Desa Duku Ulu, Kecamatan Curup Timur, Sabtu, mengatakan areal sawah mengalami kerusakan ini berada di sepanjang aliran Sungai Air Duku yang berada di Kecamatan Curup Timur, seperti Desa Duku Ulu, Desa Duku Ilir, Kelurahan Karang Anyar hingga persawahan yang ada di Kelurahan Dusun Curup, Kecamatan Curup.

"Selain merendam puluhan rumah, banjir ini juga merusak sawah, kolam ikan milik warga juga merusak jembatan beton. Banjir kali ini sangat luar biasa besarnya, dulu 10 tahun yang lewat juga pernah terjadi," katanya.

Banjir merusak setengah hektare sawah miliknya yang tanaman padinya baru berumur satu bulan. Sawah itu sebagian tertimbun lumpur dan bebatuan serta sampah dari sungai sehingga dipastikan hasil panennya akan berkurang dari sebelumnya.

Sementara itu, Edy Syahbana warga Dusun I, Desa Duku Ulu lainnya menjelaskan selain merusak puluhan hektare sawah banjir ini juga merusak dua unit jembatan beton di wilayah itu yakni Jembatan Air Duku yang dibiayai BRDP pada 2004 lalu dan satu lagi jembatan beton menuju areal persawahan warga.

"Jembatan ini merupakan jalan alternatif dari Desa Duku Ulu menuju Desa Seguring dan desa lainnya, selain itu jembatan ini juga sarana utama pengangkutan hasil bumi baik dari sawah maupun perkebunan kopi," ujarnya.

Jembatan BRDP itu kata dia, nyaris ambruk setelah fondasinya tergerus air sungai, tetapi jembatannya tidak sampai hanyut terbawa arus karena di bagian bawahnya pondasinya terdapat jaringan pipa PDAM sehingga masih bisa menopang badan jembatan, namun tidak bisa lagi di lewati kendaraan roda empat.

Sedangkan Firman (53), warga RT 1 RW 1 Kelurahan Karang Anyar menambahkan jika di daerah mereka selain merendam rumah juga merusak kolam ikan mas dan nila milik warga setempat, dengan nilai kerugian lebih dari Rp25 juta akibat hilangnya ikan anakan dan siap panen sebanyak lebih kurang 500 kg.

"Airnya naik sekitar jam 8 malam, saat itu airnya naik sampai menenggelamkan kolam. Selain itu arusnya yang cukup deras menyebabkan sebagian dinding kolam juga hampir ambruk karena fondasi serta bronjong penahan sungai juga hanyut dibawa banjir," kata Firman yang sebagai pengelola kolam yang mengalami kerusakan itu.

Pantauan Antara di lapangan, banjir yang terjadi tersebut, selain merusak kolam ikan warga juga merendam puluhan rumah di Kelurahan Jalan Baru dan Talang Benih, Kecamatan Curup serta Kelurahan Dusun Curup dan Desa Batu Dewa Kecamatan Curup Utara. Di mana kawasan ini sebelumnya memang menjadi langganan banjir akibat luapan Sungai Air Duku sejak beberapa tahun belakangan.

Dilain pihak Ketua DPRD Rejang Lebong, M Ali mengatakan kasus meluapnya Sungai Air Duku ini terjadi sejak beberapa tahun belakangan, jika hujan turun deras maka puluhan perumahan warga ini akan mengalami dampaknya, dirinya meminta pemkab setempat agar segera melakukan normalisasi sungai yang dinilai sudah dangkal itu.

"Pemerintah harus segera melakukan tindakan dengan normalisasi aliran Sungai Air Duku yang mengalami pendangkalan. Anggaran normalisasi sungai ini harus dianggarkan dalam APBD P 2019," kata M Ali.

Banjir akibat luapan Sungai Air Duku ini juga sudah menjadi perhatian Pemkab Rejang Lebong, di mana Wakil Bupati Rejang Lebong Iqbal Bastari pada Sabtu pagi langsung meninjau rumah warga yang terdampak banjir terutama di Kelurahan Dusun Curup, dan tidak lama berselang disusul oleh Bupati Ahmad Hijazi.*


Baca juga: Dua sekolah diliburkan pascabanjir bandang Mamuju

Baca juga: Pemerintah didesak bantu korban banjir


 

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019