Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho dalam rilis yang diterima Antara mengatakan, evakuasi korban terus dilakukan oleh tim SAR gabungan.
Untuk kemudahan akses penanganan darurat, lanjut dia, Bupati Bolaang Mongondow Yasti Soepredjo Mokoagow telah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari terhitung sejak 26 Februari hingga 11 Maret 2019.
Evakuasi sulit dilakukan karena kondisi lubang galian yang sempit membahayakan petugas SAR melakukan evakuasi, begitu juga kondisi medan yang berada pada lereng yang terjal.
Kondisi tanah labil dan tidak diketahui berapa banyak lubang yang ada, serta kondisi korban yang diperkirakan juga sudah meninggal di dalam reruntuhan longsor menyulitkan evakuasi.
Karena itu, evakuasi dilakukan dengan menggunakan alat berat menuju titik longsor untuk memudahkan proses evakuasi sambil membuat jalan baru.
Hingga H+6, pagi pukul 07.00 WITA hari ini, tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi 28 orang, dimana sembilan orang meninggal dunia dan 19 orang selamat dalam kondisi luka ringan dan berat.
Tidak ada data yang pasti berapa jumlah korban yang tertimbun longsor, karena berdasarkan laporan penambang yang selamat dan masyarakat sekitar, jumlah penambang saat berkerja di dalam lubang bervariasi.
Ada yang 30 orang, 50 orang, 60 orang, bahkan 100 orang karena saat itu banyak yang sedang menambang di lubang besar, sedangkan di lubang-lubang kecil tidak diketahui.
Hingga saat ini juga laporan anggota keluarga yang hilang juga terbatas karena banyak penambang yang berasal dari luar.
Pada Minggu (3/3), tim SAR gabungan telah berhasil membuka lubang yang tertutup material longsor dengan menggunakan alat berat namun belum bisa mengevakuasi korban yang masih tertimbun material.
Diharapkan pada hari ini evakuasi korban dapat dilakukan tim SAR gabungan dari Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Bolmong, Basarnas, SAR Kotamobagu, TNI, Polres Kotamobagu, Polsek Lolayan, DVI Polda Sulut, Koramil Lolayan, Marinir, PMI, Tagana, Satpol PP, SKPD, Rescue JRBM, relawan dan masyarakat setempat terus melakukan evakuasi.
Evakuasi dengan alat berat dilakukan hati-hati agar tidak terjadi longsor susulan, Basarnas mengkoordinasi tim SAR gabungan untuk evakuasi korban.
Baca juga: Teknik "high angle rescue" digunakan untuk evakuasi korban longsor Bolaang Mongondow
Baca juga: Evakuasi korban tertimbun longsor "peti" Desa Bakan dilanjutkan
Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019