"Warga bisa ikut berperan dalam mitigasi dengan melakukan beberapa hal yang tampaknya sepele," kata Dwikorita dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Ia mengatakan warga bisa ikut menjalankan mitigasi dengan melakukan hal-hal sepele seperti mengurangi penggunaan plastik, membatasi penggunaan kendaraan bermotor dan beralih ke sarana transportasi umum, menghemat penggunaan listrik dan air serta menanam pohon.
Menurut Dwikorita, aksi-aksi yang terlihat sederhana itu dapat membawa dampak besar dalam upaya mencegah dampak buruk perubahan iklim.
"Perubahan iklim ekstrem merupakan masalah yang dihadapi setiap negara tanpa memandang batas teritorial. Setiap negara pasti merasakan dampak buruknya," tutur dia.
Perubahan iklim, ia melanjutkan, bisa memicu berbagai petaka seperti banjir, kekeringan, longsor, gelombang tinggi dan peningkatan muka air laut. Bencana-bencana itu dapat menimbulkan korban jiwa serta kerugian ekonomi dan ekologi.
"Belum lagi dampak lanjutan yang juga tidak bisa dipandang sepele seperti berbagai penyakit yang merebak berujung pada kematian. Karena itu, perlu upaya mitigasi bersama untuk mencegah dampak negatif akibat perubahan iklim," katanya.
Hari Meteorologi Sedunia diperingati setiap 23 Maret. Peringatan Hari Meteorologi Sedunia 2019 mengangkat tema "Matahari, Bumi, Cuaca untuk Keselamatan dan Kesejahteraan".
Baca juga:
Kerusakan mangrove rapuhkan pertahanan pesisir dari perubahan iklim
Pemerintah naikkan anggaran mitigasi-adaptasi perubahan iklim
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019