"Belum semua nelayan merasakan atau pernah pakai aplikasi itu," kata Susan Herawati ketika dihubungi Antara di Jakarta, Selasa.
Ia mencontohkan, di sejumlah basis perkampungan nelayan yang dibina oleh Kiara ternyata juga masih ada yang belum mengetahui mengenai aplikasi tersebut.
Selain itu, ujar dia, tidak semua nelayan khususnya di daerah-daerah yang termarjinalkan yang memiliki ponsel yang mumpuni untuk mengunduh aplikasi.
Susan juga mengingatkan bahwa kalau basisnya aplikasi tidak semua wilayah bisa memperoleh sinyal yang baik, seperti masih ada kawasan perairan dan pulau-pulau kecil yang kesulitan mendapatkan akses sinyal.
Sekjen Kiara berpendapat bahwa hal yang dibutuhkan pada saat ini adalah kepastian akses nelayan kepada laut karena banyak wilayah yang seharusnya menjadi tempat melaut nelayan, pada saat ini direklamasi dan diprivatisasi.
Sebagaimana diketahui, Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama XL Axiata telah meluncurkan Aplikasi Laut Nusantara yang bermanfaat bagi nelayan untuk mengetahui wilayah tangkapan, informasi sebaran ikan di pelabuhan, hingga kondisi cuaca di laut.
"Indonesia memiliki kekayaan ikan di laut yang luar biasa dan ini membutuhkan teknologi yang bisa digunakan nelayan untuk bisa mengoptimalkan tangkapan," kata Kepala Badan Riset Sumberdaya Manusia Kelautan dan Perikanan Syarief Widjaja.
Menurut Syarief, sebagai negara maritim yang luas dan memiliki potensi ikan tangkap laut yang melimpah sudah seharusnya nelayan memiliki kemampuan dan mengetahui keberadaan dan posisi ikan di laut.
Syarief berpendapat bahwa dengan adanya aplkasi ini maka ada transformasi budaya nelayan yang semula hanya menggunakan panca indra kemudian menggunakan kecanggihan teknologi.
"Nelayan Indonesia sebenarnya paham teknologi, jadi adanya aplikasi ini tidak akan menyulitkan mereka tapi justru memudahkan menangkap ikan," katanya.
Baca juga: Pengamat: Jangkauan Aplikasi Laut Nusantara perlu diperluas
Baca juga: Raih peluang ekonomi baru lewat aplikasi Laut Nusantara
Baca juga: XL tingkatkan tangkapan nelayan melalui Aplikasi Laut Nusantara
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019