Seperti dilansir Medical News Today, kondisi ini terjadi cegukan berkepanjangan menyebabkan penderita sulit makan secara benar.
Dampak lain cegukan berkepanjangan ialah insomnia, terutama jika terjadi di jam-jam tidur. Seseorang yang mengalami cegukan di jam tidur malam akan kesulitan tidur.
Penderita juga bisa mengalami kelelahan, karena sulit untuk tidur atau makan.
Bahkan, depresi dan penyembuhan luka yang tertunda bisa menyerang pederita. Cegukan yang persisten dapat mempersulit penyembuhan luka pasca operasi, meningkatkan risiko infeksi atau perdarahan setelah operasi.
Sebenarnya, beberapa kasus cegukan bisa dihindari (jika bukan karena masalah kesehatan serius), antara lain dengan mengurangi atau menghentikan konsumsi alkohol atau soda dan makan tidak terlalu cepat.
Kalaupun terjadi, ini biasanya bukan merupakan gangguan serius dan bisa terjadi selama beberapa menit atau jam. Kondisi ini bisa pulih tanpa obat.
Ada sejumlah cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya, seperti berkumur menggunakan air yang sangat dingin atau menekan hidung saat menelan.
Namun, cegukan bisa menjadi tanda masalah kesehatan serius jika terus terjadi, antara lain kondisi pencernaan termasuk penyakit radang usus, obstruksi usus kecil, atau penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Selain itu, bisa juga pneumonia atau asma, kondisi yang memengaruhi sistem saraf pusat (SSP), termasuk cedera otak traumatis (TNI), ensefalitis, tumor otak, atau stroke.
Lalu, kondisi yang mengiritasi saraf vagus, seperti meningitis, faringitis, atau goiter, reaksi psikologis, termasuk kesedihan, kegembiraan, kegelisahan, stres, perilaku histeris, atau syok.
Baca juga: Pertolongan pertama untuk hentikan cegukan
Baca juga: Dua Tahun Tanpa Henti Cegukan
Baca juga: Soal cegukan seperti yang dialami Sandiaga Uno
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019