Dampak buruk kawin kontrak menurut psikolog

15 Juni 2019 16:37 WIB
Dampak buruk kawin kontrak menurut psikolog
Pemilik rumah yang diduga menjadi perantara kawin kontrak Agus (keempat kanan) diinterogasi oleh petugas berwenang saat penggerebekan Warga Negara Asing (WNA) di Komplek Surya Purnama, Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (12/6/2019). (ANTARA FOTO/JESSICA HELENA WUYSANG)
Psikolog Keluarga dan Pernikahan dari Rumah Dandelion, Nadya Pramesrani secara tegas menampik manfaat kawin kontrak khususnya bagi perempuan.

"Buat apa? Balik lagi, tujuan menikah untuk apa. Kalau hanya dua tahun tiga tahun buat apa. Apa untungnya untuk seseorang, apalagi perempuan. Setelah dua tahun dia hamil, setelah itu gimana?," ujar dia kepada Antara melalui sambungan telepon, Sabtu.

Menurut Nadya, pernikahan bertujuan antara lain membangun keluarga bahagia dan memiliki keturunan yang sejalan dengan pernyataan dalam UU Perkawinan.

Kawin kontrak bukan solusi mencapai tujuan itu karena tidak ada masa depan dari hubungan tersebut.

"Karena, kembali pada namanya kawin kontrak itu kawin dalam waktu tertentu yang setelah periode tertentu itu selesai begitu saja," kata dia.

Nadya mengungkapkan, alasan ekonomi menjadi pemicu orang-orang melakukan kawin kontrak. Dia belum pernah menemukan ada pelaku kawin kontrak yang mengungkapkan alasan lain, semisal ibadah.

Dia juga mengaitkan praktik ini dengan perdagangan orang dan prostitusi yang hulunya alasan ekonomi.

"Tetapi ada juga yang memilih berprofesi seperti itu (PSK) tetapi mengatakan mereka diperdagangkan. Ketika bilang diperdagangkan mereka menjadi korban. Ada juga banyak yang memang diperdagangkan," tutur Nadya.

Pratiknya, kawin kontrak di Indonesia banyak dilakukan pria pendatang dengan perempuan lokal.


Baca juga: Alasan di balik praktik kawin kontrak

Baca juga: Polda Kalbar periksa tujuh WNA diduga terkait kawin kontrak

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019