"Sampai saat ini detik ini kebakaran 198 dari Januari sampai Mei kemudian hingga Juni 212 kejadian," ujar Kepala seksi operasi Damkar Jakarta Selatan Sugeng saat ditemui di Kantor Sudin Damkar Jaksel, Selasa.
Sugeng mengatakan mayoritas penyebab kebakaran diakibatkan oleh hubungan arus pendek yakni sebanyak 158 kejadian. Kemudian yang disebabkan kompor atau tabung gas 14 kejadian dan akibat puntung rokok enam kejadian.
Dari ratusan penanganan akibat hubungan arus pendek tersebut, disinyalir karena banyaknya penambahan-penambahan daya yang terkontrol oleh masyarakat.
"Tidak hanya di rumah-rumah penduduk, sekarang yang banyak hubungan arus pendek di tiang listrik dekat pohon-pohon, kalau tidak segera diantisipasi akan (merambat) ke rumah-rumah," kata dia.
Meski begitu, jumlah itu menurun dibanding kasus kebakaran pada 2018 dengan periode yang sama yakni sekitar 250 kejadian.
Menurut dia, penurunan itu dipicu mulai sadarnya masyarakat akan langkah pencegahan serta pemadaman apabila terjadi kebakaran di sekitar lingkungannya.
"Kami selalu memberikan sosialisasi terhadap masyarakat terkait preventif. Kalau terjadi apa-apa misal kompor yang bocor harus bagaimana, listrik tidak boleh kelebihan beban, dan pemadaman menggunakan karung goni basah apabila api belum besar," kata dia.
Sosialisasi yang dilakukan pun, kata dia, langsung menyasar rumah-rumah penduduk. Sepuluh subsektor Sudin Damkar Jaksel tiap pekannya rutin melakukan edukasi.
Ia mengklaim upaya preventif tersebut berhasil menekan luasan area terbakar saat kejadian hingga meminimalisir kerugian materil.
"(Jumlah) kebakaran memang tinggi tapi kecil-kecil, kalau tahun lalu itu besar-besar. Kita bisa minimalisir kerugian materil juga," kata dia.
Baca juga: Kerugian akibat kebakaran selama Ramadhan di Bekasi capai Rp8 miliar
Baca juga: Oknum PNS pencuri mobil Damkar Jakarta Utara negatif narkoba
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019