Pengguna listrik surya capai 660 pada awal 2019

20 Juni 2019 22:56 WIB
Pengguna listrik surya capai 660 pada awal 2019
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Pondok Pesantren Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Wali Barokah di Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (16/5/2019). Pembangunan PLTS senilai Rp10 miliar dengan panel surya seluas 41 meter x 40 meter tersebut mampu menghasilkan listrik 220.000 Watt per hari. (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/wsj.)
Ketua Umum Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI) Andhika Prastawa mengatakan hingga awal 2019 tercatat pengguna pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mencapai 660 pengguna.

"Di September 2017 terdapat 400-an pengguna, di pertengahan 2018 itu sudah 600-an," kata Andhika dalam diskusi manfaat energi surya menurut pengusaha Indonesia yang bertemakan "Atapku Sudah, Atapmu?", di Jakarta, Kamis.

Pada 2017 hingga pertengahan 2018, jumlah pengguna PLTS cukup banyak karena ada Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap yang dideklarasikan pada September 2017.

Dari jumlah 660 pengguna itu, 40-50 persen merupakan rumah tangga, sedangkan 50-60 persennya dari sektor komersial, industri dan bisnis.

Dia mendorong agar sektor komersial dan industri lebih semarak untuk berpartisipasi membangun PLTS untuk setidaknya memenuhi kebutuhan listrik mereka.

Dia mengatakan untuk percepatan pembangunan PLTS, dapat dilakukan beberapa hal antara lain untuk sektor rumah tangga, diharapkan nilai tukar energinya bisa dikembalikan 100 persen, karena sekarang 65 persen, jadi setiap menghasilkan 1 kwh seakan-akan hanya memiliki 0,65 kwh.

Kemudian industri dapat diberikan kelonggaran biaya pemasangan PLTS dibandingkan sebelumnya.*


Baca juga: AESI dorong pelaku bisnis gunakan PLTS atap

Baca juga: Yonif 126/KC perbaiki PLTS Distrik Waris Kabupaten Keerom

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019