"Setiap tim di dunia pasti pernah mengalami masalah semacam itu, namun itu tak mempengaruhi moral pemain di tengah persiapan laga," kata Seedorf dilansir Reuters, Senin dini hari WIB.
Para pemain Kamerun sempat menunda keberangkatan ke Mesir selama satu hari lantaran buntunya negosiasi peningkatan besaran uang bayaran penampilan dan bonus di turnamen tersebut.
Baca juga: Bonus tidak dibayarkan, tim Kamerun tunda terbang untuk Piala Afrika
Setelah skuat Kamerun menemui kesepakatan dengan CAF dan berangkat, Seedorf malah menyebut pengalaman itu bisa jadi justru menimbulkan dampak positif.
"Sejujurnya perselisihan bonus ini justru menambah semangat dan determinasi para pemain untuk tampil lebih baik. Tentu ada tensi tersisa namun para pemain bersikap dewasa dan memutuskan berangkat untuk berjuang demi nama Kamerun," katanya.
"Para pemain mampu menjaga level intensitas dan konsentrasi. Mereka siap dan tak sabar untuk memainkan laga pertama," ujarnya menambahkan.
Kamerun tiba di Mesir berstatus juara bertahan, setelah menjuarai edisi 2017 di Gabon setelah mengalahkan negara yang kini menjadi tuan rumah, Mesir.
Tergabung di Grup F, Kamerun akan mengawali perjuangan mereka mempertahankan gelar juara dengan menghadapi Guinea-Bissau di Stadion Ismailia, Rabu (26/6) dini hari WIB.
Baca juga: Pelatih Senegal tolak label tim favorit juara
Baca juga: Aljazair menang meyakinkan 2-0 kontra Kenya
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019