"Bantuan embung ini sebagai dukungan dari Kementerian PUPR untuk penanganan masalah kekeringan yang sering kali melanda Sabu Raijua," katanya di Kupang, Rabu.
Ia mengatakan, pihaknya sudah mendapat informasi terkait alokasi bantuan embung tersebut namun belum diketahui berapa besar nilainya.
Saat ini, lanjutnya, terdapat sekitar lima embung besar yang sudah dibangun di daerah setempat dan sejauh ini telah dimanfaatkan sebagai persediaan air bagi masyarakat untuk menghadapi kemarau.
Baca juga: Tiga embung dialokasikan untuk atasi kekeringan di Kabupaten Sabu Raijua-NTT
Dijelaskannya, untuk pembangunan satu embung yang berukuran besar membutuhkan anggaran sekitar Rp13 miliar hingga Rp15 miliar. "Untuk itu setiap tahun kami usulkan untuk dukungan anggaran pusat dan tahun ini informasinya kami dapat dua embung," katanya.
Ia menambahkan, "Kalau embung yang kecil-kecil itu kita bangun dengan APBD kabupaten atau provinsi dan kita arahkan setiap tahun desa punya program bikin embung dengan dana desa."
Nikodemus mengatakan, pembangunan infrastruktur air menjadi fokus pemerintahannya mengingat masalah kekeringan yang saban tahun sering melanda masyarakat wilayah di selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur itu.
Baca juga: Kabupaten Sabu Raijua NTT darurat kekeringan
Menurutnya, untuk itu dengan keterbatasan persediaan air maka arah kebijakan yang diterapkan yakni semaksimal mungkin menahan air hujan agar tidak mengalir ke laut.
"Mengingat kondisi sebagian besar tanah di sana sudah jenuh dengan air, banyak rawah-rawah, sehingga embung ini sangat dibutuhkan," katanya.
Nikodemus menambahkan, untuk saat ini pelayanan air bersih untuk masyarakat juga dilakukan dengan dukungan mobil-mobil tangki yang disediakan pemerintah.
Baca juga: Sabu Raijua kembangan 20 hektare lahan garam bantuan KKP
"Biasanya untuk acara-acara atau hajatan di masyarakat mereka minta baru dipasok, kita harapkan ke depan embung yang besar menjadi cadangan air baku," katanya.
Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019