Australia, sekutu erat Amerika Serikat, telah meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan kelompok-kelompok radikal dari dalam negeri sejak 2014 dan pihak berwenang mengatakan mereka telah menggagalkan 16 rencana besar sejak itu.
Baca juga: Australia libatkan militer bantu polisi hadapi terorisme
Dua dari tiga pria yang ditangkap itu dituduh bersama dengan para anggota ISIS melakukan kejahatan berdasarkan hukum Australia. Kedua pria itu berusia antara 20 dan 23 tahun, dengan pria yang lebih muda dituduh merencanakan serangan di Sydney. Polisi mengatakan rencana serangan itu masih dalam tahap awal.
"Kami katakan mereka merencanakan serangan-serangan terhadap sejumlah sasaran termasuk kantor polisi serta gedung lembaga pertahanan, kedutaan, dewan, pengadilan dan gereja," kata Asisten Komisaris Polisi Federal Australia Ian McCartney kepada wartawan di Sydney.
"Masih ada sejumlah orang di kelompok itu yang ingin melukai kita," katanya. "Saya ingin katakan mereka tidak mewakili keyakinan Islam. Tindakan mereka kriminal dan melakukan aksi teror dan kebencian."
Polisi menangkap mereka karena sudah memiliki bukti kuat, ujar McCarthy, tetapi ia hanya memberikan perincian sedikit.
Pria ketiga, yang berusia 30 tahun, didakwa melakukan penipuan.
Polisi tidak menyebutkan nama-nama mereka, yang diperkirakan akan diadili pada Selasa sore atau Rabu.
Sumber: Reuters
Baca juga: Australia bentuk kementerian luar biasa untuk tangani teror
Baca juga: Tekan radikalisasi, Australia bangun penjara khusus terpidana ekstremis
Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019