Singgih dalam pernyataan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, mengatakan penyebab lain yang dapat mendorong stabilnya harga ayam adalah langkah Kementerian Perdagangan yang menginisiasi penyerapan ayam potong bagi kalangan ritel.
"Semua full speed. Serapannya ramai, kemudian memang stoknya mulai berkurang," kata Singgih.
Ia menjelaskan jatuhnya harga ayam sudah mulai terasa sejak September 2018 karena kelebihan suplai di tingkat peternak sehingga harga jual sempat menyentuh kisaran Rp5.000 per kilogram selama berminggu-minggu.
Namun, menurut dia, harga ayam mulai kembali ke Rp15.000-Rp16.000 per kilogram dan bisa mendekati harga referensi yang sudah ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan, seperti yang tercantum dalam Permendag Nomor 96 Tahun 2018, sebesar Rp18.000-Rp20.000 per kilogram.
Dengan kondisi ini, Singgih mengharapkan harga ayam potong bisa menyentuh harga referensi guna menutupi biaya produksi yang tinggi rata-rata sebesar Rp18.500-Rp19.000 per kilogram karena harga jagung yang masih mahal.
Dalam kesempatan terpisah, Kementerian Perdagangan telah meminta kementerian dan instansi maupun Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) untuk menyerap pasokan daging ayam ras potong dari peternak.
"Semua upaya ini dimaksudkan untuk menstabilkan harga ayam ras potong," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti.
Tjahya mengatakan upaya lain untuk mendorong kenaikan harga ayam adalah dengan menggelar bazar daging ayam ras, dengan harga jual di tingkat konsumen Rp32.000 per kilogram, di lingkungan kementerian maupun instansi terkait seperti yang sudah dilakukan Kementerian Perdagangan.
"Kami juga meminta komitmen dari para pelaku usaha perunggasan untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah sehingga kondisi ini tidak terulang kembali di masa mendatang," ujarnya.
Ia menjelaskan menurunnya harga ayam ras potong di tingkat peternak merupakan cerminan dari kondisi keseimbangan persediaan dan permintaan yang terjadi saat ini, apalagi tempat penyimpanan di masing-masing Rumah Potong Ayam (RPA) dalam kondisi penuh.
Menurut dia, kondisi tersebut telah menyebabkan sebagian besar RPA harus menyewa cold storage baru untuk menyimpan daging beku. Situasi seperti ini belum pernah terjadi dalam kurun waktu tiga tahun terakhir.
"Dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah, diharapkan keseimbangan persediaan dan permintaan ayam ras potong dapat kembali pulih kepada tingkat yang wajar dalam waktu dekat ini," kata Tjahya.
Baca juga: Pengamat: Turunnya harga ayam karena persoalan kandang
Baca juga: KPPU selidiki potensi pelanggaran pasar ayam
Baca juga: Kementan sebut harga ayam di tingkat peternak mulai naik
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019