Mahasiswa Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Palembang merancang sebuah aplikasi bernama E-Volunteer, start up yang memungkinkan sebuah Event Organizer (EO) dengan mudah mencari tenaga kerja untuk sebuah ajang.Aplikasi yang dirancang mahasiswa ini mempermudah EO merekrut tenaga kerja yang sesuai kompetensi..
Direktur Poltekpar Palembang Dr. Zulkifli Harahap di Jakarta, Selasa, menjelaskan aplikasi e-volunteer merupakan start up pemula yang bergerak di bidang manajemen ajang.
“Aplikasi ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang mempermudah para user atau calon volunteer untuk mencari pekerjaan di bidang event,” katanya.
Baca juga: New retail dan logistik, sektor potensial startup Indonesia
Ia mengatakan, ide aplikasi ini menjadi bukti konkret Poltekpar Palembang concern untuk mendorong lahirnya 10 persen wirausaha baru dari tiap lulusan sesuai amanat Menteri Pariwisata Arief Yahya.
"Aplikasi yang dirancang mahasiswa ini mempermudah EO merekrut tenaga kerja yang sesuai kompetensi dengan skill yang dibutuhkan di setiap event,” katanya.
Zulkifli Harahap mengatakan, E-Volunteer seperti aplikasi pencarian kerja lainnya namun lebih spesifik pada penyelenggaraan ajang yang membutuhkan tenaga kerja profesional, dan keahlian yang fokus pada penyelenggaraan kegiatan.
"Misalnya, EO MXGP membutuhkan LO (Liaison Officer) dengan kemampuan berbahasa asing berbeda-beda seperti Bahasa Inggris, Mandarin, Spanyol, atau Thailand. Tinggal cari atau umumkan saja dengan pencarian yang spesifik dan menampilkan lampiran. Begitu juga volunteer yang akan bekerja di sebuah event," katanya.
Baca juga: Menpar dorong perusahaan digital pariwisata sebagai sektor unggulan
Ide pengembangan aplikasi berawal dari pengalaman pribadi para founder; Sri Wulan D, Kantina Risna dan Anastasia, mahasiswa Pengelolaan Konvensi dan Acara di Poltekpar Palembang.
Sri Wulan mengungkapkan, pengalamannya direkrut EO sebagai volunteer untuk beberapa acara nyatanya banyak yang tidak menjelaskan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak.
"Kami memiliki keresahan terhadap hak dan kewajiban yang seringkali tidaklah sesuai dengan ekspektasi. Seperti deskripsi pekerjaan yang tidak sesuai, jadwal kerja yang melebihi kesepakatan, standarisasi fee, asuransi kerja, dan sebagainya," ujarnya.
Baca juga: AHY: Presiden mendatang perbanyak pusat inkubasi siapkan "start up"
Melalui Exhibition Business yang diselenggarakan Inc.Preneur, sebuah unit kerja di bawah Poltekpar Palembang yang menstimulasi mahasiswa menjadi entrepreneur, Sri Wulan berharap E-Volunteer dapat ditemukan inventor yang mau mengembangkan apilkasi tersebut.
"Kami berharap ada yang bersedia bersama-sama mengembangkan Apps ini, demi mewujudkan harapan kami membantu banyak freelancer, volunteer, serta organizer dalam proses perekrutan sumber daya yang berkompeten, dan semoga kelak menjadi market leader di bidang manajemen event," katanya.
Baca juga: Inovasi kesehatan usaha rintisan Indonesia siap tembus pasar global
Baca juga: Produk kecantikan start up Indonesia tembus pasar Uni Eropa
Baca juga: Kemnaker selenggarakan program inkubasi bisnis bagi startup
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019