• Beranda
  • Berita
  • Kemenhan teliti literasi mahasiswa untuk cegah terorisme

Kemenhan teliti literasi mahasiswa untuk cegah terorisme

4 Juli 2019 19:50 WIB
Kemenhan teliti literasi mahasiswa untuk cegah terorisme
Dokumentasi penolakan kalangan radikal dan radikalisme oleh mahasiswa. (ANTARA/ Aloysius Nugroho) (1)

....Sekarang dunia semakin canggih, orang bisa terpapar paham radikal dengan menonton video di youtube atau media sosial lain.”

Kementerian Pertahanan RI melalui Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) akan melakukan penelitian terkait dengan literasi mahasiswa untuk mencegah terorisme di Gorontalo.

Tim yang dipimpin Nina Rusnilawati dan Gerald Theodorus Toruan itu sebelumnya telah memaparkan rencana penelitian tersebut, kepada Wakil Gubernur Idris Rahim.

Baca juga: Menkopolhukam: generasi muda rentan terpapar paham radikalisme

Baca juga: Peneliti: indikasi pesantren radikal bisa dilihat pemimpin dan alumninya

Baca juga: BNPT bantu PUPR perkuat SDM dari ancaman paham radikal



“Pada intinya kami ingin mengecek apakah selama ini Gorontalo sebagai salah satu daerah yang berpotensi penyebaran paham radikal. Ada potensi mahasiswa itu mudah sekali terpapar paham radikal,” jelas Gerald, Kamis.

Penelitian nanti akan menyasar sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta.

Selain itu juga melibatkan Kesbangpol provinsi/kabupaten/kota, Korem 133 Nani Wartabone dan Kodim 1304 Kota Gorontalo.

“Ada dua universitas yang kami wawancarai, dan empat universitas untuk disebar kuisioner yaitu Universitas Negeri Gorontalo, Universitas Gorontalo, Universitas Ichsan dan Politeknik Gorontalo,” imbuhnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Idris Rahim menyambut baik rencana penelitian tersebut.

Idris menilai selama ini kerukunan dan toleransi beragama di Gorontalo terawat dengan baik.

Hal itu tidak terlepas dari peran tokoh agama, tokoh masyarakat, TNI dan Polri.

“Meski kerukunan terjaga namun tidak berarti potensi paham radikal dan terorisme tidak ada. Sekarang dunia semakin canggih, orang bisa terpapar paham radikal dengan menonton video di youtube atau media sosial lain,” jelasnya.

Paham radikal menurutnya bisa dicegah salah satunya melalui pendidikan agama yang baik dan benar di bangku pendidikan formal.

Kajian-kajian agama harus dilakukan melalui sumber yang kredibel, serta terus diawasi oleh semua pihak.

Pewarta: Debby H. Mano
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019