Sebanyak empat orang calon haji (calhaj) kelompok terbang (kloter) tiga Embarkasi Pondok Gede, Jakarta Timur dirujuk ke Rumah Sakit Haji Jakarta karena diduga mengidap penyakit.Empat orang calhaj ini masih dalam proses perawatan dan pemeriksaan kesehatan, jadi kami masih menunggu hasil rujukan dokter spesialis,
"Empat orang calhaj ini masih dalam proses perawatan dan pemeriksaan kesehatan, jadi kami masih menunggu hasil rujukan dokter spesialis," kata Kepala Bidang Kesehatan PPIH Embarkasi Pondok Gede, Ade Erma di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan jika hasil rujukan telah dikeluarkan oleh dokter spesialis, maka langsung dikoordinasikan dengan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) terkait keberangkatannya ke Tanah Suci di Arab Saudi.
Kepada calon haji yang telah berangkat dan akan berangkat pada kloter selanjutnya, ia berpesan beberapa hal. Pertama agar menjauhi unta karena satwa tersebut salah satu penular virus Mers-VOC.
Kedua, para calon haji asal Indonesia diminta agar lebih banyak meminum air putih, minimal dua liter per hari karena saat ini suhu di Arab Saudi mencapai 50 derajat Celcius.
"Kami juga menyarankan agar para calon haji untuk lebih banyak mengonsumsi buah-buahan dan menggunakan masker," kata Ade Erma.
Sementara itu, Ketua PPIH Embarkasi Pondok Gede, Saiful Mujab mengatakan para calon haji yang sakit masih dapat berangkat di kloter selanjutnya.
"Jamaah calhaj yang sakit berdasarkan saran dokter ditunda dulu, nanti kalau sudah sembuh kita gabungkan dengan kloter selanjutnya," kata dia.
Pihaknya mengkhawatirkan apabila calon haji yang dalam kondisi sakit tetap dipaksakan berangkat, maka bisa berakibat fatal terutama menyangkut kesehatan.
Oleh sebab itu, PPIH tidak ingin mengambil risiko dengan memaksakan calon jemaah haji yang sakit tetap berangkat ke Tanah Suci, demikian Saiful Mujab.
Baca juga: IHC-Rumah Sakit Haji sinergi kurangi angka pesakitan jamaah haji
Baca juga: Enam penyebab jamaah mudah sakit
Baca juga: Penyakit yang paling banyak sebabkan kematian calon haji
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019