Dalam sebuah studi yang dipimpin Dr Yuki Kurauchi dari Kumamoto University, peneliti menguji efek matcha pada tikus yang cemas. Menurut mereka, tikus yang cemas akan lebih banyak menghabiskan waktu berada di daerah aman.
Hasilnya, tikus yang mengonsumsi bubuk atau ekstrak matcha berkurang kecemasannya. Analisis farmakologis perilaku mengungkapkan, hal ini terjadi karena ekstrak matcha mengaktifkan reseptor dopamin D1 dan serotonin 5-HT1A.
"Meskipun penelitian epidemiologis lebih lanjut diperlukan, hasil penelitian kami menunjukkan Matcha, yang telah digunakan sebagai obat selama bertahun-tahun, mungkin cukup bermanfaat bagi tubuh manusia," kata Kurauchi.
Dia berharap penelitian ini bisa bermanfaat untuk kesehatan masyarakat di seluruh dunia.
Baca juga: Khasiat matcha tea dari cegah kanker sampai melindungi gigi
Baca juga: Matcha green tea bisa jadi obat kanker?
Baca juga: Manfaat matcha bagi kecantikan kulit
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2019