"Lumayan bising sekali suara mesin-mesinnya terutama saat proses pengerjaannya di malam hari," kata Haris salah seorang warga Cikini.
Baca juga: Sejumlah titik tersendat akibat revitalisasi trotoar di Cikini
Baca juga: Penyandang disabilitas harapkan trotoar dikembalikan sesuai fungsinya
Baca juga: Alih fungsi trotoar jadi parkiran motor di Pasar Tanah Abang
Menurut Haris, polusi tidak hanya dari bersumber suara tetapi juga udara.
"Debunya kan pasti berterbangan kalau pas ada pembongkaran. Malah kadang orang-orang yang lewat di dekat situ mesti menutup hidung dengan tangan. Memang harusnya ada yang sediakan masker untuk orang-orang yang lewat," tambahnya.
Senada dengan Haris, Ira yang bekerja di salah satu restoran Menteng Huis mengeluhkan jalur pejalan kaki yang semakin sempit.
"Karena trotoarnya ditutup jadi harus jalan kaki di jalan raya. Sebenarnya agak takut keserempet kendaraan sih, tapi ya gimana lagi. Untungya kendaraan juga nggak bisa ngebut di sini karena jalurnya sempit," ujar Ira.
Ia berharap pembangunan kembali trotoar di jalur tersebut tidak mengalami hambatan sehingga dapat selesai secepatnya.
Proyek revitalisasi trotoar sejauh 10 kilometer dari kawasan Cikini dan Kramat Raya ini berlangsung sejak Juni silam dan direncanakan selesai pada Desember tahun ini. Trotoar yang sebelumnya hanya memiliki lebar maksimal tiga meter akan diperlebar menjadi sekira empat sampai tujuh meter
Pewarta: Adnan Nanda
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019